Aku bermimpi tentangnya lagi!
Iya, dia!
Seniorku di kampus!
Dia yang selalu menemani malam-malam sunyiku dengan bayangannya beberapa minggu terakhir. Dia yang mengunci hatiku sejak pertama kali melihatnya. Dia yang tampan, atletis, juga baik sekali. Ramah … selalu perhatian kepadaku. Iya iya, aku tahu dia mungkin juga ramah pada semua orang. Ah, tapi semua kelakuannya itu, semua sifat baiknya itu membuatku makin cinta! Aku cinta dia. Senyumnya yang tulus, membekukanku. Matanya yang teduh, menenangkan hatiku. Tawanya yang renyah, membuat hatiku seketika hangat. Seperti dialiri cinta yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku merasa hangat. Aku merasa seperti dilindungi. Aih, bahkan sekarang aku memiliki hobi baru: mencari-cari dimana dia berdiri, kemudian menatapnya dari jauh, melihat teduh matanya, dan menunggu sampai dia tertawa. Iya, bodoh, kan? Biarkan saja. Karena jika dia telah tertawa, aku merasa hangat, seperti yang kubilang tadi.
Aku kuliah dari Senin sampai Jum’at. Itu berarti kemungkinanku untuk bertemu dengannya hanya di hari-hari itu. Jadi aku suka merutuki Sabtu dan Minggu yang seolah melarangku untuk melihatnya. Kakian tahu apa kebiasaan baruku di hari weekend itu? Aku kerap mencoba menerka. Mengira-ngira apa yang sedang dia lakukan. Mereka-reka di dalam hati kemana hatinya akan bermuara. Iya, tentu saja aku berharap hatinya akan bermuara dihatiku juga. Walaupun aku tahu harapan itu sia-sia. seperti mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi!
Hai, kalian tahu? Hari ini hari Sabtu! Yang itu artinya aku takkan bertemu dengannya hari ini. Dan kebetulan besok adalah hari ulang tahunku. Aku marah kepada Tuhan kenapa ulang tahunku jatuh pada hari Minggu. Aku kecewa. Kau dengar? Aku kecewa sekali. Aku hanya ingin bertemu dengannya besok, di hari istimewaku. Walaupun dia tidak tahu kapan aku berulang tahun, tapi setidaknya aku masih bisa melihatnya tertawa. Aku masih bisa melihatnya tersenyum. Aku masih bisa mendengar suaranya saat menyapaku. Bahkan itu saja sudah menjadi hadiah terindah dalam hidupku! Tapi kenyataannya apa? Aku malah berulang tahun di hari aku tidak bisa bertemu dengannya.
Hahaha!
***
Aku terbangun karena ketukan pintu di depan rumahku. Kepalaku berat sekali karena begadang semalaman. Aku berniat untuk pura-pura tidak mendengar ketukan itu. Tapi karena orang itu tetap mengetuk pintu, maka aku bergegas ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan mencuci muka. Saat membuka pintu … AKU MELIHAT DIA! Ya TUHAN! Dia yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku. Dia yang membuatku tidak bisa tidur tadi malam—juga malam-malam sebelumnya. Iya, aku melihat dia sedang tersenyum di depan rumahku. Di depan rumahku! Rasanya seperti mimpi. Semua pertanyaan langusung memenuhi otakku. Seakan menyeruak untuk keluar dari kepalaku. Dari mana dia tahu rumahku? Apa yang lakukan di depan rumahku? Apa tujuannya datang ke rumahku. Aku rasanya ingin pingsan!
“Halo, Tiara. Kok kelihatan kaget gitu?” dia bertanya sambil tersenyum ke arahku. Tuhan, aku benar-benar ingin pingsan.
“eh, Nggak apa-apa, Kak. Kaget aja, sih. hehehe. Oh iya, ada apa, Kak?” Aku menjawab sambil berusaha menenangkan gemuruh di dalam hati.
“Gini, aku mau ditemenin sarapan sama kamu. Mau nggak? Kita makan disini aja. Masak bareng. Kamu bisa masak, kan?” rentetan kalimat yang diucapkannya membuatku yakin kalau aku sedang bermimpi. SIAPAPUN, TOLONG BANGUNKAN AKU!
Aku masih tercengang dengan kalimatnya sebelum kemudian dia melanjutkan.
“Kenapa bengong lagi? Eh, iyaa. Selamat ulang tahun yaa, Tiara! Aku doain semua yang terbaik buat kamu! Aku doain juga kamu mau nolongin aku! Ah, tapi bahasnya nanti aja, ya. Yaudah, yuk sarapan.” Dia tersenyum dan menarik tanganku ke dapur.
Aku bahkan baru ingat kalau hari ini hari ulang tahunku. Dia memberiku kado. Dia memberiku kue ulang tahun. Dia merayakan ulang tahunku. Dia mengajakku sarapan! Ya Tuhan. Ini hadiah paling indah dihidupku!
“Oh iya, Kak, emang kakak mau minta tolong apa?” bahkan saat mengatakan kalimat itu setelah makan, gemuruh di dadaku itu masih belum berhenti. Aku terlalu degdegan. Aku terlalu berharap, pada akhirnya. Iya. Aku terlalu berharap.
“Tapi kamu janji ya gak bakal ngetawain? Janji juga bakal bantuin, kan?” senyumnya masih mengambang saat mengatakan itu semua. Aku hanya bisa mengangguk, karena kalau aku bersuara, dapat dipastikan suaraku akan terdengar gemetar sekali. Hahaha.
Senyumnya benar-benar membuatku gila. Dia pun melanjutkan,
“gini … beberapa hari ini aku jadi susah tidur. Halah. Seharusnya aku gak cerita ini sama kamu. Tapi yaa … aku nggak mungkin cerita ke temen-temenku. Aku harus mastiin keadaannya gimana dulu. sepertinya … sepertinya aku jatuh cinta.” Kalimat terakhirnya itu benar-benar membuatku melayang. Membuatku ingin terbang. Pasti dia menyukaiku juga. Pasti! Ya Tuhan, akhirnya perasaanku terbalas. Ternyata kebaikannya selama ini memang hanya untukku. He is into me! Yeay!
“Memangnya sama siapa, Kak?” aku semakin susah bernapas. Bahkan saat menanyakan hal itu, aku berusaha tidak tersenyum lebar. Aku berusaha mengeluarkan muka se-innocent mungkin. Seingin tahu mungkin. Pasti dia sebentar lagi akan memintaku untuk menjadi kekasihnya. Ah, kalo begitu tidak perlu meminta tolong, Kak. Sudah pasti aku terima! gemuruh itu perlahan menjelma jadi ribuan kupu-kupu yang mengguncang hatiku.
“Aku … aku suka sama temen kamu. Aku liat di twitter-nya sih, dia masih single. Semoga aku masih ada kesempatan. Oh iya, aku tau kamu ulang tahun juga dari kepo-in timeline-nya dia tadi malam, lho. Dia yang ngucapin pertama kali kan, ya? Aku udah suka dia sejak pertama kali ngeliat dia di kampus. Kalo aku perhatiin, dia paling deket ya sama kamu. Makanya aku sering curi pandang ke kalian kalo kalian lagi bareng. Eh, kamu pasti udah nebak siapa dia. Iya. Dia Wina. Kamu mau nolongin aku buat deketin dia, kan?” cerocosnya tanpa henti membuatku merasa ingin sekali menghilang dari muka bumi.
Ternyata dia tidak menyukaiku.
Ternyata semua yang telah dia lakukan bukan untukku.
Ternyata semua kebaikannya bukan untukku. Ternyata dia menyukai sahabatku.
Lagu GOODBYE yang dinyanyikan oleh SECONDHAND SERENADE perlahan tapi pasti mulai terngiang-ngiang di kepalaku. Hello, ada yang mau membunuhku sekarang …?
Ditulis oleh @ulyauhirayra dalam http://ulyauhirayra.wordpress.com
No comments:
Post a Comment