Monday, October 1, 2012

Mendadak Buta


Kejadiannya dua tahun lalu, dua hari selepas Idul Fitri. Saya ditinggal di rumah berdua dengan Ayah, karena Ibu sedang pergi piknik bersama teman-temannya. Pagi itu saya yang masih tertidur pulas dikejutkan dengan teriakan Ayah dari kamar. Dengan kesadaran yang kurang dari setengahnya, saya tergopoh-gopoh pergi ke kamar beliau dan menemukannya terduduk di atas ranjang dengan pandangan kosong.

“Gak bisa ngeliat!” rengek Ayah.

Saya langsung melambaikan tangan di depan kedua matanya. Tak ada pergerakan dari bola matanya. Panik!

“Ya sudah, Ayah tiduran dulu, saya carikan pemecahannya.” Entah apa itu pemecahannya. Saya bukan dokter dan tak punya pengetahuan apapun mengenai penanganan orang yang mendadak kehilangan penglihatan.

Telepon Ibu! Yak, itu mungkin yang ada di pikiran orang-orang kebanyakan. Saya tak mau mengganggu kesenangan Ibu yang jarang sekali bepergian ke luar semenjak Ayah sakit.

Saya pun memilih untuk pergi ke rumah mendiang nenek, cuma berjarak satu rumah dari rumah kami. Nenek dan sepupu saya mengatakan, penyakit Ayah karena gula darah yang tinggi, pandangannya buram. Ada benarnya, karena Ayah pengidap diabetes.

***

Sepekan setelah kejadian itu, kadar gula darah Ayah sudah kembali normal menurut dokter, tapi Ayah masih tak bisa melihat. Aku dan Ibu membawa beliau ke Rumah Sakit khusus mata. Dokter spesialis mata mengatakan Ayah terkena glaukoma, penyakit yang menyerang mata dan belum ada obatnya secara medis.

Sedih rasanya mendengar berita itu, saya dan Ibu pasrah menerimanya. Berbeda dengan Ayah, beliau masih yakin bisa melihat! Ayah belum menerima kenyataan jika dirinya harus kelihatan penglihatan untuk selama-lamanya.

Berbagai terapi alternatif diminta oleh Ayah untuk didatangkan ke rumah. Ada yang tiap sekali datang sampai menghabiskan ratusan ribu rupiah, ada yang mengobatinya dengan cara meneteskan zat-zat yang entah apa namanya ke mata beliau, dan entah banyak lagi. Ayah hanya berharap, tapi mereka hanya bisa memberikan harapan palsu.

***

Sampai sekarang, Ayah masih saja berharap penglihatannya kembali pulih. Entah bagaimana lagi cara untuk membuatnya menerima keadaan yang menimpa pada diri beliau.

“No such thing as a man willing to be honest –that would be like a blind man willing to see.” 
- F. Scott Fitzgerald -


*) Diinspirasi dari lagu Everything I Cannot See - Charlotte Gainsbourg

Ditulis oleh @6issix dalam http://hidupbertiga.wordpress.com

No comments:

Post a Comment