Sunday, September 30, 2012

Adakah Cinta? (Part 2)

Ini kisah cinta marwan dan mawar. Kisah cinta gila. kisah kedua insan manusia yang saling mencintai. Kata mereka “love is blind”, cinta mereka membutakan hati dan pikiran mereka. Yang benar kadang menjadi salah, begitulah sebaliknya. Setidaknya itu yang mereka jalani, mereka rasakan dan mereka pahami. Untuk beberapa saat mereka merasakan indahnya saling mencintai, saling menghargai dan saling berbagi. Merasakan bahagia, suka cita, dan tak jarang juga duka menyelimuti perjalanan cinta mereka. Tapi itu dijalani mereka dengan sukacita.

Tapi kini tak lagi sama

Itu dulu…!! Beberapa waktu yang lalu, yang bahkan Mawar lupa kapan Marwan bersikap manis kepadanya.

Namun kini?

Pelukannya tak lagi menghangatkan,

Ciumannya pun tak lagi sama rasanya.

Bisikan-bisikan kata cintanya tak lagi menenangkan,

Bahkan kini senandung cinta bukanlah hal yang mampu menggetarkan jiwa.

Terlalu sering kata maaf yang terlontar darinya, justru yang membuat Mawar goyah.

Bukan karena cinta ia goyah. Tapi lebih karena, hanya tak ingin ditinggalkan.

Apakah masih ada cinta?

Entahlah Mawar masih ragu dengan perasaannya.



“On the first page of our story The future seemed so bright, Then this thing turned out so evil, I don’t know why I’m still surprised. Even angels have their wicked schemes, And you take that to new extremes. But you’ll always be my hero, Even though you’ve lost your mind..” Senandung hati Mawar, persis  seperti lagu yang dinyanyikan oleh Rihanna feat Eminem – Love The Way You Lie Part 2.

Tepat seperti makna yang tersirat dari lirik tersebut. Pada awalnya Mawar melihat masa depan yang cerah *Percintaannya dengan Marwan*. Yang waktu itu mengacuhkan, mengesampingkan segala macam kisah yang telah dia lewati dengan Marwan yang waktu itu hanya sebatas teman. Namun kenyataannya kini salah. Tepat seperti yang dia pikirkan tentang ketakutannya pada hal yang telah terprediksi. Dalam hal ini tentang hubungan mereka yang kini sudah lebih dari sekedar sahabat. Tapi jujur dalam hatinya, Mawar masih merasa terkejut.

“ Tapi kenapa?? Kenapa, Aku masih takut untuk kehilanganmu, Marwan. Meskipun, bila malaikat cinta mempunyai skema yang buruk untuk kita dan kamu ambil itu untuk sesuatu yang baru, untuk sesuatu yang ekstrem, sesuatu yang buruk untuk kita yang aku tidak menyukainya. Bahkan ketika semua itu sudah diluar kendali kita, diluar kendali kamu, diluar pemikiran normal kamu, dan bahkan ketika kamu kehilangan pikiranmu. Tapi kenapa? Aku selalu menganggap kamu pahlawanku. Oh Dammnnn… Aku… Segila itu kah aku mencintaimu..?” Mawar bertanya-tanya dalam hatinya.

**
“Now there’s gravel in our voices
Glass is shattered from the fight
And this tug of war, you’ll always win
Even when I’m right
‘Cause you feed me fables from your head
With violent words and empty threats
And it’s sick that all these battles
Are what keeps me satisfied…”



“Kini seperti ada sesuatu dalam hati ku, sesuatu yang menjadi kerikil-kerikil kecil yang mungkin bisa jadi merusak hubungan kita. kerikil-kerikil yang memicu setiap pertengkaran-pertengkaran kecil kita. kerikil yang selalu bisa membuat kita bertengkar. Kerikil-kerikil kecil yang sangat tidak kusuka. Sebab, dalam pertarungan kita kamu selalu saja menang. Dan aku yang selalu jadi pihak yang kalah. Meskipun kadang yang ku bela itu benar, tapi selalu saja kamu yang menang. Oh Good.. kenapa selalu saja aku yang kalah. Mungkin karena aku terlalu cinta, atau mungkin karena selama ini kamu benar-benar telah meracuni, mungkin menyuapi aku dengan kata-kata kotor dan juga harapan-harapan yang palsu yang justru dengan mudahnya masuk kedalam pikiranku. Karena, justru semua rasa sakit itulah yang nyatanya membuatku puas.”


**

Kini semakin sulit bagi Mawar untuk meninggalkan Marwan. Semakin berat rasanya langkahnya bila tak bersama Marwan. Meskipun kadang Marwan sering menyakitinya. Bukan hanya hati dan perasaannya yang tersakiti, tak jarang juga mereka saling adu fisik. Tampar-menampar adalah hal yang biasa menghiasi hari-hari mereka. Sebab, kenyataannya mereka sama-sama keras.

“Mungkin karena cinta aku masih bersamanya. Mungkin karena cinta kepadanya aku kuat meskipun seringkali aku tersakiti. Mungkin aku yang suka menderita, sebab ketika aku berniat untuk lari dari ini semua, justru keinginan untuk kembali semakin besar. Seprtinya aku tak pernah benar-benar meninggalkanmu. Entah mungkin karena cinta, Aku memaafkanmu.”

“So maybe I’m a masochist
I try to run but I don’t wanna ever leave
Til the walls are goin’ up
In smoke with all our memories….”


****

Masih membekas di ingatan Mawar kejadian kemarin saat mereka bertengkar hebat di café. Mawar mendorong tubuh Marwan dan Marwan pun ternyata membalas mendorongnya. Mereka bertengkar hebat cuma karena hal sepele lantaran salah bicara.


“It’s morning, you wake, a sunray hits your face
Smeared makeup as we lay in the wake of destruction
Hush baby, speak softly, tell me you’re awfully sorry
That you pushed me into the coffee table last night
So I can push you off me
Try and touch me so I can scream at you not to touch me
Run out the room and I’ll follow you like a lost puppy
Baby, without you, I’m nothing, I’m so lost, hug me
Then tell me how ugly I am, but that you’ll always love me
Then after that, shove me, in the aftermath of the
Destructive path that we’re on, two psychopaths but we
Know that no matter how many knives we put in each other’s backs
That we’ll have each other’s backs, ‘cause we’re that lucky
Together, we move mountains, let’s not make mountains out of molehills,
You hit me twice, yeah, but who’s countin’?
I may have hit you three times, I’m startin’ to lose count
But together, we’ll live forever, we found the youth fountain
Our love is crazy, we’re nuts, but I refused counsellin’
This house is too huge, if you move out I’ll burn all two thousand
Square feet of it to the ground, ain’t shit you can do about it
With you I’m in my fuckin’ mind, without you, I’m out it”
Ujar Marwan Saat meminta maaf pagi itu. *Mengutip perkataan Eminem di lagu itu.*

Entahlah…!

Yang jelas saat ini Mawar mungkin butuh sendiri. Mungkin butuh waktu untuk sekedar meyakinkan diri, bahwa cinta Marwan tulus kepadanya. Bukan seperti yang terlihat selama ini. 

“Jika memang cinta ini memang untuk kita. tentu AKU, Dan KAMU mungkin bisa menjadi KITA untuk SELAMANYA. Aku harap kamu mengerti MARWAN.”

ditulis @Pembunuh_SepiXX dalam http://dyansyahnoer.tumblr.com | Love The way You Lie (Part 2)

No comments:

Post a Comment