Sepeda sudah mengkilat. Helm dan protector, lengkap. Jersey, bicycle pants, sepatu, sudah siap. Baju, sepatu dan perlengkapan kerja, telah menghuni ransel. Termasuk handuk didalamnya.
Tak kurang suatu apa.
Sekarang waktunya tidur.
*
Senin, 05.00.
Aku menuntun sepeda keluar garasi. Udara pagi memenuhi paru-paru. Kantuk tak punya nyali datang berkunjung walau perut telah terisi bertangkup roti. Awal yang cantik untuk mulai mengais rejeki.
Ku pasang earphone di telinga. Ku utak atik layar ponsel mencari play list bernada gembira. Ah, ini dia! Dan satu lagu pembuka yang sempurna.
Hey hey kawan bersiaplah
Waktu kita pun telah tiba
Mari kita bersepeda
Mari kita cerahkan hari
Waktu kita pun telah tiba
Mari kita bersepeda
Mari kita cerahkan hari
Aku menyusuri jalan dengan semangat. Tak perlu terpaku dengan belasan kilometer yang harus tercatat. Hanya rambu yang membuatku taat. Tak peduli pada rongrongan klakson, suara knalpot bolong, deruman gas maupun teriakan mengumpat. Toh jalanan belum terlalu padat.
Kayuh kayuh sepedaku
Oh tanpa sedikitpun ragu
Ku merasa hari ini
Indah dan kan cerahkan hariku
Bibirku ikut bersenandung. Masih terus ku kayuh, kayuh, dan kayuh. Tapi, kenapa tiba-tiba semua menjadi gelap?
*
Orang-orang berkerumun. Beberapa menjerit. Seorang pengendara sepeda tergeletak di sambar kereta api di perlintasan tanpa palang pintu.
*Diinspirasi dari lagu Sepeda - RAN
Ditulis oleh @WahyuSN dalam http://wahyusiswaningrum.wordpress.com
No comments:
Post a Comment