Sunday, September 30, 2012

Pemuja Rahasia

-Surat Pertama-

Aku memujamu dalam diam. Di tengah riuh suasana, aku merasa temaram.
Ahahahaha...kekagumanku ini seperti dendam, terpendam, namun tak akan pernah padam.
Aku menyukaimu tanpa pernah kau tahu! Bahkan hati kecilku sendiri pun tak pernah menyadari kapan
rasa ini tumbuh. Aku hanya memuja, tanpa berani mengungkap.
Aku memperhatikanmu dari jauh. Saat dirimu tersenyum, menerawang, bahkan saat berpeluh. Aku merekam semuanya dalam ingatanku, menjadikannya bahan mimpi indahku.
Aku mengagumimu dalam sepi. Aku terlalu rajin untuk bermimpi, namun sekedar menyapamu aku tak bernyali. Mendengar suaramu bahkan baru sekali. Ah...kenapa kau begitu sulit untuk ditebak
Aku menikmatimu untukku sendiri. Dan akan selalu begitu.
Wahai engkau keturunan Adam, aku mencintaimu dalam diam.

Pemuja Rahasiamu,

 Gadis Naif

----------

"Kamu ini gila?", tanya Mika tercengang.
Memangnya kenapa?", balas Lola malas.
"Mau dialamatkan kemana surat ini?"
"Kepada dia yang aku puja dari jauh."
"Siapa?"
"Rocky Maheswara"
"Sinting!"
"Ada masalah?"
----------

-Surat Kedua-

Bisa tolong dijaga senyumnya agar tak menyaingi manisnya madu?
Bisa tolong berhenti menatap agar samudera tak menciut karena kalah dalam?
Bisa tolong jangan pernah tutupi wajahmu agar para pujangga memahami keindahan tak hanya milik wanita dan alam?
Bisa tolong dengarkan lagu D'Allays-Superglad bersama saya?
Apa? Kamu tanya apa? Itu lagu!Kamu tidak tahu? Ahahahaha. Tidak apa. Intinya itu lagu.
Bisa tolong tanyakan apa relevansinya lagu itu dengan kamu?
Ah...tolong jangan salah sangka. Aku tidak sedang menghina, justru teramat sangat memuja.
Bisa tolong tanyakan alasannya 'mengapa'?
Hmmm...sepertinya kamu tak menanggapi. Ahahahaha! Sebut aku Naif. Bagaimana mungkin kamu menyadari. Ini kan percakapan monolog, hanya antara aku dan diriku.
Baik. Akan aku jelaskan sendiri untukku seorang.
"Aku bisa jadi alay dari alay manapun untuk mengungkapkan perasaan yang aku rasakan. Dengan hormat Tuan Shakespare, Romeomu bukan apa-apa jika disandingkan dengan lelakiku ini. Persetan aku disebut jablay, jika bersamamu adalah apa yang akan aku nikmati. Lebay? Ahahahhaaha bukankah 'lebay'-nya karismamu yang menjadikanmu lebih indah?"
Nah! Sekarang... Bisa tolong buat aku berani mengungkapkan semua ini padamu, lelaki yang aku pandang dari jauh dan tak pernah sekalipun bertegur sapa denganku?

----------

"Lo! Asli! Gua gak mau punya adek kayak lo! Bikin risih tau gak! Jijik!"
"Ya terus kenapa? Merugikan situ? Enggak kan."
"Ya tapi... Lo yakin?"
"Kenapa enggak? Kan surat tanpa identitas pengirim."
"Kenapa lo jadi gini sih dek?"
"Nothing but love."
"Tapi tau darimana kalo dia juga suka sama kamu?"
"He often to see me on my eyes."
"Gitu doang?"
"Dia kemarin nyapa aku, ya walaupun cuma nanya tugas sih."
"Itu namanya kamu dimanfaatin dek."
"Dia bahkan minta nomor handphoneku."
"Untuk?"
"Katanya sih diminta sama temannya, Intan, yang sekelompok sama aku. Ah tapi kayaknya akal-akalannya dia aja sih."
"Apalagi?"
"Setiap kali aku papasan sama dia, dianya senyum gitu kak."
"Itu mah bentuk kesopanan aja kali!"
"Enggak, aku yakin itu namanya pengharapan kak. Baru tahap permulaan."
"Yakin?"
"Sangat!"
----------

-Surat Ketiga-

Hola lelakiku! Bagiku, surga itu kamu. Ahahahaha! Tidak, sungguh berlebihan. Cinta bukan agama dan kamu bukan Tuhan.

Aku. Kamu. Kita. Tak lupa pihak ketiga, pengganjal perut.
Hei, aku ingin mengenalkanmu pada my Little Heaven on Earth! Bukan, ini bukan tentang cake yang fenomenal itu. Ini bukan si kue pelangi, ataupun si merah cantik itu.

Iya aku tahu mereka seksi, menggairahkan dan...menggemukkan! Ahahahaha! Tapi ini bukan tentang mereka. Ini tentang surga miniku, kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan tempat mewah dan suasana romantis. Ini tentang cara menikmati dan dengan siapa menikmatinya. Aku menyadari betul,dengan adanya 'kita', semuanya akan menjadi indah. Ditambah lagi dengan bumbu cinta. Aiiiih...sedaaaap!

Ini diaaaa.... Tadaaarrrr!
Ciki-cikian murah meriah + es buah-es buahan! Mereka ini ibarat kita, sangat berbeda namun serasi. Kapan bisa bersama-sama kita menikmati? Aku tunggu kamu sampai nanti wahai Adam! :)

Dengan cinta,

Hawa

----------
"Kasih ke gua sini cepet!"
"Eh mau lo apain?"
"Bakar!"
"Eh kok lo lancang sih? Balikin sini. Jangan rese deh!"
"Lo punya malu kan?"
"Balikin!"
"Atau udah putus tuh urat malu!"
"Abang, balikin. Aku aduin mama nih!"
"Adanya malah mama bakal sama kayak gua sikapnya."
"Ya sudah balikin"
"Gak akan. Awas lo!"
"Itu surat...."
"Apa? Mau lo kasi ke dia yang lo suka entah siapa itu namanya. Biar dia tau gitu kalo lo sukain! Biar dia kegeeran sendiri dan lo nelangsa di pojok kamar nyusun surat baru?"
"Gak pernah terkirim bang."
"Maksudnya?"
"Cuma numpuk di antara novel koleksiku. Tanpa pernah disentuhnya."

----------

-Surat Terakhir-
Aku benci pada angin... yang mampu membelai lembut tubuhmu tanpa pernah kau sadari.
Aku benci pada pakaian... yang dengan lembut melindungi dirimu.
Aku benci pada sepatu... yang dengan setia melindungi setiap langkah kakimu.
Aku benci pada telepon genggam... yang setiap saat selalu ada disampingmu.
Aku benci pada matahari... yang mampu memata-mataimu dari jauh.
Aku benci pada bulan... yang mampu menerangi duka pedihmu.
Aku benci pada alat makan-minum... yang dengan manis menyetuh kedua bibir indahmu.
Aku benci pada buku... yang kau bawa kemanapun kau melangkah.
Aku benci pada teman... yang akan bersamamu di kala sedih dan senang.
Aku benci pada wanita itu... dia yang selama ini kau puja dan cinta!

----------
 'Innalillahi wa'inaillaihi roji'un. Telah berpulang sahabat, adik, rekan kita Lola Aurelia Zita, (2011-050-666) tadi malam pukul 23:13 di kediaman orangtuanya.' Handphone Rocky berdering. Sebuah pesan masuk.
"Cewek ini siapa ya?"
"Junior kita."
"Oh. Yang mana sih orangnya?"
"Gak tau. Katanya sih agak cupu gitu anaknya."
"Kasihan ya."
"Denger-denger gosipnya bunuh diri karena patah hati."
"Serius? Sayang banget nyawanya. Patah hati gimana maksudnya?"
"Cintanya gak berbalas. Ungkapan perasaannya tertinggal di surat."
"Ya Tuhan. Naif sekali dia! Masih jaman mainan surat ya memangnya?"
"Rocky!", sentak Maille kekasihnya.

-Surat dari Ruang Putih-

Kak Rocky, hari ini adalah hari pertamaku. Entah ini dimana. Tapi semuanya indah kak. Serba putih.
Aku pakai jubah putih. Banyak wanita cantik dengan wajah mempesona mengitariku. Ah iya, aku sedang meminjam perkamen milik salah seorang diantara mereka. Lucu deh, masa nulisnya pakai tinta dan bulu ayam.
Kak Rocky, ini semua harapan palsu semata atau aku yang salah menafsirkan keadaan ya? Salah seorang dari wanita-wanita ini bilang kalau aku baru saja melakukan tindakan bodoh dan dibenci oleh Tuannya. Entah apa itu. Aku tak ingat banyak. Hanya nama kakak saja yang terakhir terlintas dibenakku.
Kak Rocky, kata wanita penjagaku, aku boleh pergi menemuimu beberapa kali sampai hari yang ke-40 tiba. Entah apa maksudnya. Tapi tunggu aku ya kak. Aku akan datang dengan baju indah putih bagai pengantin yang entah kapan dikenakan padaku ini. Semoga kamu suka, kak!

Dengan cinta.

Harus kau dengar semua yang harus kau dengarkan
isi hatiku yang belum ku sampaikan.

Ternyata tak semudah itu keinginan bisa terjadi
tapi ku berharap semoga masih ada kesempatan...
Sekali lagi!


ditulis @ochacia dalam http://lopipol.blogspot.com | Sekali Lagi

No comments:

Post a Comment