Saturday, September 29, 2012

Dia Akan Mati Sebentar Lagi

Seharusnya malam ini kita sedang bersama. Seharusnya malam ini kita sedang menonton film bersama di bioskop. Kita pernah berjanji, untuk bergantian memilih film apa yang akan kita tonton setiap minggunya. Malam ini adalah giliranku untuk memilih. Dan aku akan memilih menonton film action. Karena minggu lalu, kamu telah memilih untuk menonton film drama. Lalu setelah itu, kita akan menikmati makan malam berdua di salah satu restoran seafood kesukaanmu. Sama seperti malam-malam di akhir pekan sebelumnya.

Aku masih ingat. Aku masih ingat tentang kita selama ini. Aku masih ingat tentang kita, seminggu yang lalu. Kita pulang bersama, menuju rumahmu. Waktu itu hujan turun sangat deras. Aku basah kuyup. Kamu pun sama. Lalu aku memutuskan untuk menghabiskan malam yang tersisa di rumahmu.

Aku masih ingat dengan jelas. Jam dinding yang berada di ruang tengahmu menunjukkan pukul 00.14. Hanya ada kita berdua. Entah setan apa yang mampu memaksa kita. Awalnya kita hanya saling berpelukan dan saling menautkan bibir. Tapi ternyata, kita benar-benar sedang diperbudak oleh nafsu yang membludak. Kamu mulai melucuti satu per satu pakaianmu. Aku pun ikut terhipnotis untuk masuk ke dalam permainan malam itu. Kedua tanganku perlahan menjamah setiap jengkal tubuhmu. Menikmati lekukan-lekukan terindah yang pernah aku rasakan selama aku hidup. Ya, liuk tubuhmu adalah hal terindah yang pernah terbaring di bawahku. Deru nafas kita saling menderu dengan jelas. Kita bercumbu, di atas sofa merah milikmu, tanpa henti, hingga datang pagi.

Namun ternyata, malam itu, adalah malam terakhir kita bersama. Kamu pergi. Meninggalkan harapan-harapan palsu, yang perlahan akan berubah menjadi abu. Kamu pernah memintaku untuk melamarmu bulan depan. Aku pikir itu memang permintaan dari hatimu yang paling dalam. Tapi ternyata hanya sebuah bualan. Tak lebih dari sebuah omong kosong. Kamu kini justru lebih memilih dia. Seorang bajingan bermuka dua yang bahkan tak lebih baik dariku.

Aku akan membunuhnya. Aku bersumpah.

Aku tidak menyalahkanmu. Bukannya aku tidak mau. Tapi aku tidak bisa. Tidak akan pernah bisa. Aku sudah terlalu mencintaimu. Dan kamu takkan pernah bisa salah lagi di mataku.

Dia yang salah. Dia yang seenaknya masuk ke kehidupan kita dan dengan terang-terang merusaknya. Dia yang merenggut semua mimpi kita. Dia yang telah membakar semua rencana-rencana kita. Dia yang salah. Dan dia, harus mati.

Aku akan membunuhnya, dengan tanganku sendiri.

Aku tidak bercanda. Membunuhnya adalah suatu hal yang mudah. Aku tahu dimana apartemennya. Dan dia tinggal sendiri disana. Setelah dia pulang bekerja, aku akan mendatanginya. Aku hanya perlu membawa pisau, lalu kuketuk pintu, dan tak lama kemudian, dia akan membukanya. Begitu dia terlihat di mataku, aku akan langsung menikamnya, tepat di jantungnya. Orang lemah seperti dia pasti akan mati hanya dengan sekali tusukan. Akan kubiarkan darah membanjiri lantai apartemennya. Dan bangkai tubuhnya akan tergeletak di lantai hingga membusuk.

Aku bersumpah akan membunuhnya. Dia akan mati sebentar lagi. Dan kamu, akan mencintaiku lagi.

ditulis @bumihr dalam http://bumiherarihlatu.tumblr.com | I'll Kill Her

No comments:

Post a Comment