Saturday, September 29, 2012

Rindu (Tak Akan Lagi) Pernah Lekang

menyusur berteman ombak melandai di tepian.
melasak pasir di derap langkah perlahan.
ada mentari congkak tertingkah awan.
ada nafas yang dihembus setelah tertahan.

ada pelukmu...
kala itu mendekap erat semua mimpiku.
yang pada pasir, pada angin, kubisiki
yang kau angguki, kau senyumi, kau aamiin-i

ada gelak tawaku...
kala itu mengimbangi segenap tingkah polahmu
yang pada karang, pada debur, mimpiku kau teriaki
katamu, agar semua tahu dan semua membantuku mengingati

peluit panjang perahu nelayan menyadarkan lamun
bayang panjang ini kini bersendirian
langkah terhenti, bergeming lalu tertegun
adakah ini yang disebut sebuah kehilangan

bukan, ini bukan rindu...
hanya segenggam rasa yang enggan mendefinisi
merangsek masuk menyusur relung bersubyek kamu
menyeruak, satu-satu memaksa teringati

lalu pasir terukir mimpi ku yang terada kamu.
dipeluk ombak, dibisik debur, mengabur...
perlahan... hingga lalu tak berbekas...
dan semoga membebas, meringan langkah

sepanjang pantai sepanjang, rindu
tak akan lagi pernah lekang.
selepas putih pepasir memeluk
kakikaki kita yang telanjang *)

-dyas
#kembali mendengarkan peluk - dee

*) dari status seorang sahabat

ditulis @dyaschasbi dalam http://winterwatermelon.blogspot.com | Peluk

No comments:

Post a Comment