Thursday, September 27, 2012
Kali Pertama
Seumur hidup di planet ini, aku hampir tidak pernah merasakan seperti apa itu kebahagiaan yang berasal dari keluarga papaku.
Iya, kekelaman masa lalu orang tua, memaksaku untuk menjalani kehidupan yang seolah didikte oleh keadaan.
Sakit memang.
Dan tidak kupungkiri, perasaan benci perlahan tumbuh pada keluarga papaku yang seolah tidak peduli terhadap keadaanku dan adikku, walau mamaku sudah berulang kali mengarahkan kami dan berusaha untuk menumbuhkan rasa cinta kepada keluarga papaku, terutama kepada papaku.
Tapi, seiring bertambahnya umur dan pola fikir yang beranjak menuju kedewasaan, terlebih kepekaan terhadap kondisi psikologis, kami.. terlebih aku sebagai anak sulung di keluarga ini, mulai sadar bahwa kami ini korban dari kesalahan orang tua kami.
Tidak seharusnya aku membenci salah satu dari mereka. Karena jika salah satu dari antara mereka tidak merajut cinta saat itu, sudah bisa kupastikan juga bahwa aku tidak akan muncul di muka bumi ini.
Ya, aku mulai menepikan tirai kebencianku pada keluarga papa.
Kubiarkan perasaan haus kasih sayang akan mereka, menerangi salah satu ruang di hatiku yang sudah lama tertutup rapat untuk mereka.
Aku mulai belajar untuk menerima kondisi mereka.
Mereka? Yah, kujelaskan ya.
Ada papa. Mama Uci (mama tiriku).
Opung doli (mendiang). Opung boru.
Keluarga Bou dan amang boruku, bersama kelima anak mereka.
Dan yang terakhir, yang membuatku memiliki alasan kuat untuk jadi manusia mapan adalah, keberadaan keempat adik tiriku; Uci, Raja, Eta, Ocep. Yah, begitu biasa mereka dipanggil di rumah.
Dan malam ini, aku senang.
Sepeninggalan opung doli dari tengah tengah keluarga ini, menuju tempat peristirahatannya yang terbaik disisi Tuhan, beberapa bulan yang lalu,
Ini kali pertama aku duduk bersampingan dengan opung boruku.
Kali pertama kami makan disatu meja yang sama.
Kali pertama dia menaruh lauk pauk ke alas santapku.
Kali pertama aku membuatkannya air hangat di cangkit stainlees steel-nya.
Kali pertama dia memimpin doa makan untuk kami.
Kali pertama aku menitikkan air mata sambil mengunyah makanan yang semakin nikmat di dalam mulutku,
Air mata untuk mensyukuri sesuatu yang akan kujadikan sejarah kelak untuk anak cucuku.
Kali pertama juga dia bilang, “Opung sayang sama kau, Nok. Sehat-sehat kau, ya.” sambil tersenyum dengan mata yang kuyakini tak bisa lagi jelas melihatku.
Yah, opungku menderita katarak.
:’)
Tuhan, demi semua berkat dan ujian yang kau perkenankan terjadi atasku, aku menyayangi keluarga ini.
“Unhappiness where’s when I was young,
And we didn’t give a damn,
‘Cause we were raised,
To see life as fun and take it if we can”
#30HariLagukubercerita (Ode to my family - The Cranberries)
ditulis @siitiikaa dalam http://tikazefanya.tumblr.com
Labels:
Hari #26,
The Cranberries
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment