Thursday, September 27, 2012

Semua Tak Sama


     Apalah arti hidupku ini, memapahku dalam ketiadaan.
     Segalanya luruh lemah tak bertumpu.
     Hanya bersandar pada dirimu.
     Tak bisa..sungguh tak bisa…
     Mengganti dirimu dengan dirinya… 

Suara merdumu mengalun. Lagi.
Malam ini seperti keajaiban bisa mendengarnya.
Entah angin apa yang membawamu kembali ke rumahku.
Seingatku, terakhir kali kamu kesini saat kamu memintaku untuk mengakhiri hubungan kita. Setahun yang lalu.
Lalu malam ini kamu tiba-tiba datang.
Sedikit terkejut, tapi toh aku tetap menerimamu dengan baik.

“Apa kabar ?” tanyamu berbasa-basi.
“Selalu baik,” jawabku tersenyum.
“Ah, how i miss your smile” katamu.
Aku mengernyitkan dahi mendengarnya.

Setelah berbincang sejenak, kamu memintaku untuk mengambil gitarku.
“Untuk apa ?” tanyaku heran.
“Aku hanya ingin bernyanyi bersamamu. Seperti dulu”
Dengan terheran-heran aku memenuhi permintaanmu.

Lalu, lagu milik Padi itupun mengalir dari mulutmu.
Aku hanya bisa mendengar seraya menebak-nebak apa maksudmu.
Kamu memang terbiasa menyampaikan perasaanmu lewat lagu.
Sambil tetap memetik senar gitar, kamu mulai bercerita tentangnya.
Tentang perempuan yang mengisi hari dan hatimu setelah perpisahan kita.
Tentang perempuan yang menurutmu sempurna pada awalnya.
Tentang perempuan yang kamu harap menjadi yang terakhir bagimu.
Tetapi, pada akhirnya kamu berpisah dengannya.
Pada akhirnya, kamu menyadari bahwa dia tidak seperti aku.

     Semua tak sama, tak pernah sama.
     Apa yang kusentuh, apa yang ku kecup.
     Sehangat pelukmu, selembut belaimu.
     Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu..

“Aku bodoh. Melepaskan wanita sepertimu. Wanita yang begitu sabar, baik dan bisa memahami aku. Aku bodoh”
Aku menunggu kalimatmu selanjutnya.
“Aku menyadari bahwa aku selalu membanding-bandingkan dia denganmu. Mencoba mengubah dia menjadi sepertimu. Pada akhirnya, aku sadar yang aku cintai sepenuhnya hanyalah kamu”
Aku hanya tersenyum.
“Kamu sudah bisa menebak kedatanganku kemari bukan ?” tanyamu.
“Aku bukan Dedi Corbuzier yang bisa membaca pikiran seseorang” jawabku tenang.
“Kembalilah padaku. Aku masih mencintaimu. Aku memang berbuat kesalahan dulu. Melepaskanmu. Menyakitimu. Aku minta maaf. Aku ingin kembali bersamamu” katamu jelas.
Aku melihat matamu, aku tahu ada kesungguhan disitu. Aku tahu kamu tidak sedang bercanda.
“Aku senang sekali melihatmu malam ini. Sungguh. Setelah sekian lama, kamu masih tetap seperti dulu. Tetap seperti laki-laki yang pernah aku cintai”
Aku menghela nafas panjang.
“Seandainya tidak selama ini kamu datang kembali, mungkin aku masih bisa menerimamu. Aku akan pergi ke Bandung bulan depan. Aku akan bertunangan”
Aku bisa melihat keterkejutan di wajahmu.
“Minggu depan aku akan bertunangan dengan seorang laki-laki. Seorang laki-laki yang tidak perlu orang lain untuk menyadari bahwa aku istimewa. Seorang laki-laki yang tidak terlambat menyadari bahwa akulah yang dicintainya. Maaf, aku tidak bisa kembali padamu”
Buka mata dan hatimu, relakan semua…


*) Terinsipirasi dari lagu Semua Tak Sama - Padi
ditulis @retnoSionter dalam http://pilong.tumblr.com

No comments:

Post a Comment