Ini kehilanganku yang pertama. Pernah kudengar mereka bilang, semua yang pertama memang sulit diterima. Mereka betul. Tak kusangka akan begini susahnya. Pada awalnya kukira rasanya hanya seperti kelilipan atau digigit serangga. Namun aku salah. Aku seperti senja yang menunggu ditelan malam. Muram. Seperti ukiran di pasir yang terkikis ombak. Aku muyak.
Padahal masih jelas terbayang betapa aku bahagia – bukan, kita. Kita yang bahagia - ketika kamu menjadikan sore milikku menjadi milikmu juga. Kita menjadi sepasang pengendara angin. Berkelana menikmati wangi bunga liar yang mekar dan riuh ceria anak-anak tanpa dosa. Ketika hari Minggu tiba, di pagi buta kau sudah menyapa Papa dan Mamaku. Sudah siap mengantarku menghabiskan waktu. Ke pantai. Kau tahu aku suka ke pantai.
“Kenapa ke pantai lagi??” tanyamu suatu hari.
“Kenapa kamu tidak suka?? Pantai itu satu-satunya tempat yang membuatku damai.”
“Setiap pulang dari sana badanku berlumur pasir. Bauku berubah jadi amis garam.”
“Ahahaha. Akupun demikian. Lalu apa masalahnya??”
Kau memang tidak suka pantai. Tidak, sebenarnya kau tidak suka tempat manapun yang bisa membuatmu kotor. Aku geli setiap memikirkan hal itu. Pinggir sungai dekat bendungan sana, lapangan bola becek bekas hujan semalam, jalanan kompleks berdebu. Kau tidak nyaman dengan itu semua. Namun aku tau kau tidak akan bisa menolak ajakanku. Iya, kau bilang itu paksaan. Hehehe.
Maka ketika kau tiba-tiba menghilang dari hidupku, hati ini terluka. Aku mendadak seperti ruang angkasa. Hampa. Papa dan Mama berusaha untuk menghiburku. Mereka yakin aku akan menemukan penggantimu secepatnya. Semudah itukah?? Bisakah aku menerima kamu dalam wujud bukan dirimu?? Dalam bentuk yang lain??
Dua minggu sudah usahaku mencarimu. Masih nihil. Kamu di mana?? Apa kau tidak merindukanku?? Apa kau tidak ingin pulang dan menemuiku di hari Minggu seperti biasanya?? Lihatlah air mata ini. Aku murung bersama sore kita.
Lalu kuputuskan untuk menulis sepucuk surat dalam pencarianku.
Bacalah. Aku mohon baca dan kembalilah.
Kembalilah padaku.
“Surat Anggi sudah selesai??”
“Cudahh Bu Gulu. Nih.”
Ibu guru cantik ini tersenyum padaku. Kucium tangannya tanda pamit. Mama sudah menunggu di depan kelas sedari tadi.
Somebody wants you
Somebody needs you
Somebody dreams about you every single night
Somebody’s me – Enrique Iglesias
ditulis @ildesperados dalam http://whatthehhh.tumblr.com | Somebody’s Me
No comments:
Post a Comment