Tapi saya nggak cerita tentang teroris bom disini. Saya mau cerita tentang saudara dekatnya “Teroris” lain yang sama-sama bawa “bom” tapi kecil dan bisa menyerang sapa aja. I called it ” Teroris Hati” dan bom yang dibawanya bukan jenis TNT atau apalah namanya, bom yang dibawa adalah Bom Asmara. Bom ini lebih modern dari panah Cupid, yah bisa dibilang si Cupid ini sudah mengupgrade panah asmaranya mengikuti trend bom di jaman terorisme ini.
Alkisah Saya adalah salah satu korban ” Teroris Hati”, dan saya yakin kamu-kamu juga bisa jadi salah satu korban tapi dengan teroris yang berbeda pula. Herannya sebagai korban saya justru nggak menuntut asuransi, saya yakin asuransi juga tidak ma menjamin untuk kasus ini. Padahal hati telah hancur bersama “bom” yang sudah lama banget ditanam rapi kemudian diledakkan dengan alasan demi kebaikan bersama. Saya akui Mas ” Teroris” ini sudah berpengalaman, sampai-sampai saya tidak sadar karena terhipnotis dengan doktrin yang membawa saya melambung-lambung diatas trampoline suatu pekan raya. Dan ketika asik melompat-lompat di atas trampoline itu kemudian bom yang ditanamnya itu diledakkan melalui pemicu jarak jauh dan si Teroris ini hilang begitu saja. Apakah Teroris ini kemudian Menjadi buronan polisi? Tentu saja tidak. Tragedi pengeboman ini anggap saja case closed. Tinggalah saya yang sibuk mencari puing-puing hati yang masih bisa diselamatkan dengan kondisi rapuh. Oh… I’m dying. Call Ambulance!!
Well semenjak kejadian itu saya lebih berhati-hati menerima pemberian, terutama pemberian yang tidak berwujud ( Perasaan). Benar nasehat orang - orang tua jangan sembarangan menerima pemberian dari orang asing. Oke Mister and Madam saya akan mengikuti nasehat itu. Saya akan berhati-hati baik dengan orang yang dikenal maupun orang asing. Yaah akhirnya sikap saya jadi seperti security , sedikit-sedikit curiga, belum apa-apa sudah negatif thinking, hati-hati yang terlalu berlebihan. Karena luka yang tak kunjung membaik akhirnya saya disarankan memasuki pondok penyembuhan untuk menghilangkan luka dan trauma. Bisa dibilang saya seperti pasien korban perang yang butuh proses penyembuhan bertahap.
Time goes so fast, tak terasa saya sudah terlalu lama di dalam pondok penyembuhan, saya mulai bosan. Saya perlu melihat matahari kembali, tapi saya belum sembuh benar. Sampai suatu saat datang seseorang menawarkan obat dan membuat saya terkejut, senang, namun sekaligus ragu untuk menerima karena trauma dengan kejadian pengeboman terdahulu. Apakah saya benar-benar bisa percaya dengan orang ini? Saya juga tidak mengerti asal usul orang misterius ini. Dia datang begitu saja seperti pengembara-pengembara di dalam film legend China (background padang pasir, topi caping dan efek angin)
Orang misterius ini bisa dibilang ahli dalam mengobati luka dalam tapi tidak cukup untuk mengobati trauma sisa pengeboman terdahulu. Entah ramuan apa yang dia gunakan, tapi saya merasa lebih baik. Hingga suatu saat saya menanyakan ramuan yang dipakainya dan dia menjawab ramuannya adalah Tawa. Woow… Tawa, Laugh it just simple things, nggak seberapa sih nilainya but It’s work. Dia cukup murah hati dan sabar mau merawat saya yang cenderung batu dan ngeyel ini. Tapi dengan secret recipenya itu saya sedikit luluh.
You only stay with me in the morning
You only hold me when I sleep
I was meant to tread the water
But now I’ve gotten in too deep
For every piece of me that wants you
Another piece backs away
“Oh stop, please wake up!! It can be a potion dear”. My Brain remind me.
You give me something
That makes me scared alright
This could be nothing
But I’m willing to give it a try
Please give me something
Because someday I might know my heart
Aaarrrgghh.. terjadi pergulatan batin saya apakah dia datang sebagai dokter yang menyembuhkan saya atau sebagai Teroris yang diam-diam menanamkan bom waktu di dalam tubuh saya. Kalau di ilustrasikan saya ini seperti pasien rawat inap di rumah sakit dengan hasrat sembuh besar namun berontak tidak mau minum obat yang pahit. So Hey give me something to believe you, because I want to get well again.You already waited up for hours
Just to spend a little time alone with me
And I can say I’ve never bought you flowers
I can’t work out what they mean
I never thought that I’d love someone
That was someone else’s dream
Akhirnya entah ada pencerahan atau wejangan darimana datangnya atau mungkin karena secret recipenya pelan-pelan saya berusaha menerima kehadiran si calon dokter atau teroris, saya sedikit menurunkan tingkat pengamanan. Saya masih takut dengan karma, Saya khawatir kalau tiba-tiba saya terlalu over rejected suatu saat Tuhan akan membalikkan perasaan itu. Oh God, peristiwa pengeboman itu benar-benar buat saya terlalu berlebihan dalam mengurus keamanan hati. Semoga saja keputusan saya untuk melonggarkan sistem pengamanan hati saya ini tidak dimanfaatkan si calon dokter atau teroris ini untuk menanamkan bom. Saya sendiri tidak tahu harus memangilnya apa. Yang jelas waktu terus berjalan dan saya masih dalam proses penyembuhan. Apakah orang Misterius ini nantinya akan bergelar Dokter atau Teroris? Ini masih misteri, Just Wait and See. I just wanna say Get Well soon (Me). Then The Music play.‘Cause you give me something
That makes me scared, alright
This could be nothing
But I’m willing to give it a try
Please give me something
‘Cause someday I might call you from my heart
But it might me a second too late
And the words that I could never say
Gonna come out anyway
‘Cause you give me something
That makes me scared, alright
This could be nothing
But I’m willing to give it a try
Please give me something
‘Cause you give me something
That makes me scared, alright
This could be nothing
But I’m willing to give it a try
Please give me something
‘Cause someday I might know my heart
Know my heart, know my heart, know my heart
-To be continue in next playlist -ditulis @skargaluh dalam http://useyourgarbage.tumblr.com
No comments:
Post a Comment