Wednesday, September 12, 2012

Cinta Tidak Pakai Kacamata

Pernah mencintai seseorang dengan sangatnya hingga membuat kita menjadi sebegitu bodohnya???

Kali ini gua bukan tokoh utama dalam kisah bodoh ini. Gua hanya sebagai tokoh sampingan. Tempat sampah tepatnya. Tempat dimana sang tokoh utama, disini adalah sahabat gua sendiri, yang juga merangkap sebagai korban membuang keluh kesahnya.



Cinta buta…

Yap, cinta memang buta, makanya banyak yang jatuh karenanya. Cinta buta itu hanya untuk mereka yang otaknya  ga pake kacamata si. Kacamata pengetahuan, pengetahuan untuk menyayangi diri sendiri.



Gua, yang saat itu posisinya sebagai jomblo menahun memang sungguh idealis sekali dalam menanggapi masalah sahabat gua ini. Memang sepertinya 70% dari jomblo itu idealis ya, karena mereka hanya bisa teori doang. Iya, boleh digetok ko guanya sekarang….

Jadi, dengan keidealisan gua pada saat itu, setiap kali sahabat gua curhat masalah cowonya, dengan masalah yang masih itu-itu saja, bukan naungan yang gua bisa gua kasih, tapi (bisa dibilang) malah makian. Gua muak dengan cerita dan curhatan yang itu-itu aja. Gua kaya yang mau bilang “KUMAHA SIAH WELAH!!!” tiap kali dengar curhatan yang sama, berkali-kali, dengan kadar airmata yang sama.



Padahal sebenarnya, mereka yang ada diposisi itu ga gampang. Ya, bicara memang mudah. Memang cinta dan otak itu dua hal yang ga nyambung sama sekali . Kalau semua orang yang jatuh cinta pakai otak, ga akan ada yang namanya patah hati. Tapi ya apa artinya cinta kalo ga ada istilah patah hati si? –rahayutri, 22, pacarnya udah banyak, seperduapuluh lusin-



But baby there you again, there you again making me love you

Yeah I stopped using my head,

Using my head let it all go

Got you stuck on my body

On my body like a tattoo

And now I’m feeling stupid

Feeling stupid crawling back to you…



Apa yang gua lihat dari sahabat gua waktu itu, gua tau dia udah ngelakuin hal yang salah dengan bertahan. Tapi dia ga bisa pergi. Dia udah kekunci, sama rasa takut kehilangannya sendiri. Mencintai seseorang itu bisa diartikan mengabaikan diri sendiri ga? Sedikit si orang yang bisa mencintai orang lain dan dirinya sendiri sama rata. Mencintai seseorang juga mengurangi kekuatan diri sendiri, singkatnya melemahkan. Kita yang harusnya bisa kuat melakukan semuanya sendiri, jadi tergantung dengan orang lain. Contoh kecilnya, makan. Biasanya makan sendiri, tanpa disuruh bisa, tetapi dengan adanya orang yang dicintai, belum mau makan kalau tidak disuruh??



Keyakinan tersebut yang gua pegang teguh cukup lama, yang membuat gua betah terlalu lama sendiri. Kalau kita kuat sendiri, buat apa ada orang lain yang malah melemahkan?? Bener ga? GA!

Memang dengan mencintai seseorang dapat mengurangi kemandirian kita, tapi bahagia bersama itu lebih menyenangkan bukan?



Kembali perihal sahabat gua, setelah beberapa kali mendapat bentakan dari orang-orang sekitar yang dia singgahi untuk curhat, akhirnya pikirannya terbuka juga. Dia bisa meninggalkan rasa takut kehilangan itu. Dia berani memilih, memilih mana yang bisa lebih membahagiakan. Otaknya akhirnya berfungsi kembali setelah sekian lama tertutup kabut cinta buta. Ya, sekarang dia sudah bahagia dengan orang yang tepat. Karena keberaniannya, karena tekatnya ingin bahagia…



Cinta buta itu bukan hanya hadir karena ada kesempatan, tapi juga karena ada niat si pelaku,maka pakai kacamatalah..pakai kacamatalah….



So I cross my heart

And I hope to die

That I’ll only stay with you one more night

And I know I’ve said it a million times

That I’ll only stay with you one more night


ditulis @rhyt_ dalam http://rahayutri.tumblr.com

No comments:

Post a Comment