Udara dingin pagi hari disebuah tempat peristirahatan pada sebuah bukit yang terletak di kaki gunung Gede-Pangrango begitu sejuk menyapa diri ini. Membawa sejuk pada hati dan pemikiran yang carut-marut karena masalah duniawi. Siluet gunung Gede-Pangrango berdiri gagah di hadapanku. Siap memeluk sinar lembut sang mentari yang mulai bersemburat indah dikejauhan. Mengusir kabut putih tebal secara perlahan. Alam semesta menyuguhkan pagi yang begitu indah pada hari ini. Pada pelarianku akan pahitnya roda kehidupan yang kujalani.
Menatap hamparan hijau di depan mataku berpadu dengan lukisan alam yang tiada banding keindahannya hasil karya sang Maha Agung membuatku tertegun. Menyadari betapa kecilnya diri ini yang sudah sepatutnya mensyukuri segala apa yang tersuguhi dan apapun yang pernah terjadi. Membuat diri ini terjaga di ujung pagi. Menikmati, mensyukuri segala keindahan maupun lika-liku duniawi. Memunculkan segala tanya pada hati akankah semua ini akan abadi?
Kupejamkan mata ini, kuresapi segala nikmat yang kurasa. Dalam kesendirianku kucoba untuk memeluk luka, memeluk asa, memeluk rasa, memeluk indah yang ada, juga gelap yang menyiksa. Kutemui satu sadar akan arti semua itu. Tak ada yang abadi. Semua keindahan ini, setiap perjalanan yang dilalui, semua rasa, cinta, luka dan sakit yang pernah terjadi pada akhirnya semua akan kembali pada satu tujuan. Kembali pada-MU.
Kupahami semua nikmat yang Kau beri pada hidupku, segalanya pada-Mu akan kembali pada akhirnya. Maka tak ada alasan bagiku untuk tidak mensyukuri yang telah terjadi, yang sedang teruguhi ataupun yang akan kujumpai. Semua ini adalah perjalanan hati pada goresan takdir yang harus kulalui. Bukan tanpa maksud, melainkan sudah pasti dengan rencana baik yang Dia tetapkan untuk diri ini. Ya, rencana baik yang menantiku dikemudian hari.
Kusadari tak ada satupun yang abadi selain ketidakabadian itu sendiri. Tak ada yang pasti selain ketidakpastian itu sendiri. Maka kucoba berkompromi dengan diriku sendiri. Membuka belenggu berat yang kubuat sendiri. Memaafkan diriku sendiri atas segala yang terjadi. Membuka diri kembali untuk semua yang belum terjadi. Membuka hati kembali selagi aku masih ada disini. Sebelum sampai pada waktu dimana aku harus kembali. Kepada-MU.
*Kaki Gede – Pangrango dipagi hari, 28.07.12
***
Terjaga ku di ujung pagi
Membawaku nikmati indah duniawi
Sendiri bertanya di hati
Akankah semuanya akan abadi
Ku pejamkan sejenak mataku
Ku buka hatiku sebelum ku kembali
Untukmu..
Ku yakini nikmat yang kau beri
Sgalanya padamu kan kembali
Ku pejamkan sejenak mataku
Ku buka hatiku sebelum ku kembali
Ku pejamkan sejenak mataku
Ku buka hatiku sebelum ku kembali
Untukmu
.....
Lia Amirah 23.09.12 // 10.51 // Lirik Lagu “Kembali Untukmu – Kotak”
ditulis @LiaAmirah dalam http://steenovix.blogspot.com
No comments:
Post a Comment