Monday, September 3, 2012
Duri
Leave me alone
I won’t pick up the phone
And I won’t listen to messages
Sent by someone who calls up and says
“I don’t like how you’re living my life”
Get yourself a wife
Get yourself a job
You’re living in a dream
Don’t you be a slob
…..
Pada ingatan temaram masa kanakmu, tatkala gegabah menjadi kelucuan yang termaafkan oleh orang-orang di sekitarmu, pernahkah binar bening bola matamu mendapati sekuntum mawar di pojok halaman rumah asrimu itu? Diantara rimbun pagar perdu, tersembul warna lain yang memaksa pandanganmu terpaku lebih lama. Sejurus kemudian kau terpana dan terpesona. Tangan mungilmu merenggut tangkai mawar itu begitu saja. Detik berikutnya — tentu saja — tangismu yang pecah, duri tanaman cantik itu telah menancap di kulit lembutmu. Duri itu akan tetap disana, mengirimkan rasa nyeri setiap kali tersentuh, sampai ada orang lain mencabut duri itu.
Dan kini, duri itu menjelma menjadi dia, seseorang yang entah oleh takdir atau semacamnya diberi mandat untuk mencuri start, datang lebih awal di kehidupanmu sebelum aku. Dia, yang kelebatnya selalu hadir di sepersekian detik kerjap matamu ketika genggam tangan kita merenggang satu detik. Dia, yang membuatmu tercenung di akhir derai tawa kita sebelum aku mengacak pelan poni rambutmu yang mulai menutupi alis, berharap sanggup mengusik lamunan sambil-lalumu itu yang nyatanya membuat sudut hatiku menyesak. Dia, yang sanggup membuatmu tercekat setiap ayunan langkah kita kembali menyusuri trotoar itu, tempat dimana tujuh tahun silam kau berdiri tegak disana, menangis tanpa air mata, tatap nanarmu pada sosok diam dengan cairan merah pekat yang merembes dari rambut ikal lelaki itu menjelaskan segalanya. Kala itu, yang sanggup aku lakukan hanyalah menggenggam jemarimu erat, mencoba menguatkanmu.
Aku tahu pasti, duri itu telang hilang kini, namun bekas luka yang ditimbulkannya akan tetap ada disana. Aku bisa apa, ketika ingatan menyelinap tanpa musabab, mengobrak-abrik balutan perban yang aku sematkan di bekas lukamu. Kau akan terluka lagi, dan aku akan ambilkan perban yang baru, merawat lagi lukamu, entah sampai kapan…
ditulis @raelkeenan dalam http://thoughtheworldshouldknow.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment