Thursday, September 13, 2012

It Beats Only For You


Malam tadi aku memimpikanmu. Ada kamu. Tapi hanya dalam mimpi.
Ada seorang gadis berkulit kuning langsat dengan rambu sebahu tengah duduk di kursi ruang tunggu UGD. Gadis itu membaca Thanks For The Memories karangan Cecelia Ahern, pengarang buku bestseller PS I Love You. Gadis itu kadang memperbaiki poni yang mengganggu pandangannya sambil sesekali memperbaiki letak kacamatanya yang melorot. Gadis itu mengenakan kaos berwarna hijau toska, celana jeans berwarna biru, dan sepasang sepatu kets berwarna merah. Sepasang earphone melantunkan lagu kesukaanya, sesekali ia mengangguk-angguk pelan menikmati musik. Gadis itu hanya diam terpaku membaca novelnya, tidak menoleh ke arah televisi ataupun ke arah pasien yang terus berdatangan.

Gadis itu kamu, Cecilia.

Sementara aku hanya bisa terdiam menikmati wujudmu di balik seragam biru koass ini. Lama aku terdiam terpaku dan tak mampu mendekatimu. Tiga menit, lima menit, hingga sepuluh menit … kau menoleh ke arahku. Kau hanya tersenyum lalu melambaikan tangan kananmu. Disana, di pergelangan tangan kananmum masih kulihat jelas gelang putih pemberianku, gelang yang dalam kehidupan nyata sudah kau buang ke tempat sampah sejak beberapa bulan yang lalu.

Kau berdiri dan melangkah pasti ke arahku. Semakin dekat, dekat, dan dekat. Lalu berkata, “Ini kah yang kau bilang hidup, Ndre? Hanya bergelut di profesi yang menyedihkan ini? Hanya melihat ekspresi kesedihan dimana-mana? Dari hal seperti ini kah kau akan membahagiakanku?”

“Ini pekerjaan mulia, Cecilia, berhentilah menjelek-jelekkan pekerja medis. Aku disini berusaha menolong orang-orang yang kesusahan. Aku di sini pun untuk membahagiakanmu.”

“Menolong orang-orang? Untuk apa kamu menolong orang lain kalau menolong cintamu saja kau tak mampu? Untuk apa kau menyelamatkan kehidupan orang lain sementara menelantarkanku ke pelukan lelaki lain?! Jawab, Andre! Sampai kapan pun kau memang akan terus mementingkan pasienmu ketimbang aku. Sampai kapan pun.” Dan kau berbalik, meninggalkanku yang hancur sebelum membela diri.

Senyummu di awal tadi mendadak lenyap. Ia hanyalah pemanis yang mati rasa dimakan amarahmu.

Beberapa detik kemudian aku terbangun dengan napas yang memburu. Bahkan di mimpi saja kau menganggapku sebagai manusia menyedihkan. Aku bukan pengumbar kata-kata, Cecilia. Aku bukan lelaki berkuda putih yang membawakanmu bunga seperti tokoh fantasi di buku yang kau baca. Pun aku bukan Bowo, pacarmu sekarang, yang bisa membawamu pergi kemana saja, yang bisa mengajakmu pergi ke konser musik siapa saja, yang bisa mengubahmu menjadi uptown girl seperti sekarang. Aku hanya mahasiswa koass, bukan orang yang bekerja di perusahaan promoter.

Apakah cinta memang harus diumbar agar kau paham?
Apakah cinta memang harus dibendakan agar kau bahagia?
Apakah cinta memang harus dihitung berdasarkan waktu agar kau yakin?
Apakah cinta memang harus mengekang agar kau tak pergi bersama orang lain?

I know i'm far from perfect, nothin' like your entourage
I can't grant you any wishes, I won't promise you the stars.
But don't ever question if my heart beats only for you, it beats only for you.

(My Kind Of Love-Emely Sande)


Ditulis oleh @winonarianur dalam http://www.winonarianur.blogspot.com

No comments:

Post a Comment