Thursday, September 20, 2012

Malam Perseid

Kisah singkat ini berlangsung pada satu malam, saat langit sedang terang-terangnya, dan hujan meteor Perseid sedang berlangsung. Segerombolan orang dari berbagai komunitas menampilkan diri di halaman planetarium, banyak yang serius ingin mengamati, dan lebih banyak lagi yang hanya ikut-ikutan berkumpul mencari keramaian.

Radinal termasuk golongan kedua. Daripada suntuk di kosan, mendingan kumpul bareng teman-teman, siapa tau dapat gebetan. Dan ternyata Dewi Fortuna malam ini berpihak kepadanya. Dengan penerangan seadanya dari lampu taman yang temaram, juga mata yang sudah beradaptasi dengan keremangan, pandangan Radinal tertumbuk ke satu pemandangan yang memanjakan indera penglihatan.

Mengenakan flat shoes dipadukan skinny jeans, t-shirt putih yang terbalut jaket kulit berwarna cokelat tua, kupluk modis melindungi rambut ikal yang tergerai menyentuh punggung, wajah putih mulus dengan senyuman menawan. Kok bisa tau senyumnya menawan? Ternyata makhluk indah itu sedang balas menatap Radinal dengan pandangan jenaka. Sederet gigi yang terlindungi kawat gigi tampak di wajah serupa bidadari. Lesung pipinya yang muncul saat tersenyum, memberikan poin ekstra bagi penampilan fisik sang gadis rupawan.

    Somethin’ about the way you smiled at me just drove me wild
    Wish I could know if you’re alone, don’t want to cramp your style
    But I cannot deny the feel that I feel
    When I looked straight into your eyes
    Feel my heart beating fast for the challenge may arise


Selain Dewi Fortuna, ternyata Dewa Cupid juga sedang berkeliaran di malam itu. JLEB! Panah Cupid tepat menghunjam di jantung pertahanan Radinal. Debaran jantung Radinal berdebam-debam seperti sebuah regu marching band yang sedang unjuk kebolehan di upacara hari kemerdekaan. Radinal membalas senyuman sang gadis rupawan dengan senyuman yang bisa membuat siapa saja melihatnya masuk rumah sakit karena diabetes. Gadis rupawan masih berdiri di tempatnya, tak ada tanda-tanda ia membutuhkan keberadaan ambulans. Malahan ia masih sesekali mencuri pandang ke arah Radinal.

Naluri lelaki Radinal menguasai dirinya, penasaran ingin tahu apakah ada celah untuk bisa mengenal lebih jauh. Dari sikap sang gadis rupawan, nampaknya celah itu sudah menjadi lembah, terbuka lebar.

    I wanna know if you feel the way I do, I do
    I wanna know if there’s a chance for me and you, and you…


Sang gadis rupawan, mari kita berikan nama untuknya. Hmmm, kita beri nama Radya saja, kayaknya oke juga. Jadi, Radya ini juga termasuk golongan penggembira yang hanya menuh-menuhin taman planetarium. Satu-satunya hal tentang angkasa yang ia suka hanyalah astrologi. Radya seorang Gemini, tak heran pesonanya terpancar luas hingga menjangkau relung hati Radinal, pemeluk zodiak Leo. Leo dan Gemini pasangan yang serasi, benarkah?

Setelah membulatkan keyakinan dan mengumpulkan keberanian, Radinal mengambil langkah untuk mendekati Radya, literally. Radya sedang ingin bermain-main malam ini, (Gemini, kapan sih tidak bermain-main?) melihat Radinal melangkah mendekat, ia malah beranjak pergi dari kerumunannya. Namun sebelum beranjak pergi, ia mengerlingkan mata indahnya ke arah Radinal. Radinal tidak bodoh, tentu saja ia memahami kode yang disampaikan oleh Radya, tapi ia juga tak mau terlihat sangat bernafsu memburu, ia membiarkan Radya menghilang dari pandangan.

    Every time I catch you watching me feel something down my spine
    I’ll play the game it’s just for fun and only for tonight, all night…


Radinal menemukan Radya yang duduk sendirian di samping penjual minuman ringan, sedang menyesap air mineral dengan sedotan. Kesempatan emas! Saat kedua pasang mata mereka beradu pandang, bibir mereka saling melemparkan senyum. Cupid bergembira karena anak panahnya hampir tak sia-sia, sementara Dewi Fortuna sudah menghilang entah kemana.

    I wanna know what makes you feel the way, you do, you do
    I think you’re hoping there’s a chance for me and you, and you


Lima meter lagi jarak antara keduanya, degupan jantung Radinal semakin membahana, Radya bangkit dari duduknya.
Empat meter, sebulir keringat dingin mulai menampakkan diri di dahi Radinal, botol air mineral diremas pelan oleh Radya.
Tiga meter, Radinal menahan nafas untuk meneguhkan hatinya, Radya salah tingkah memandang ke arah kanan.
Dua meter, “Radya!” teriakan dari arah kiri Radya, menghentikan langkah Radinal. Seorang lelaki luar biasa tampan menghampirinya.

“Pulang yuk, acaranya udahan.” kata sang lelaki luar biasa tampan.
“Oke, sayang.” Radyapun menggamit lengan lelaki yang ternyata kekasihnya itu.
Radinal terpaku di tempat, menangkap harapan hampa.

Cupid membanting busur panahnya, dan menggerutu menyalahkan Dewi Fortuna yang terlalu cepat pergi dari tempat ini.
    I don’t wanna be, I don’t wanna be, I don’t wanna be, unfair to Mr. Man…
ditulis @gembrit dalam http://bandarawan.wordpress.com | Mr. Man

No comments:

Post a Comment