Monday, September 3, 2012
Menunggu Aruna
Pukul dua pagi, mata ini masih tak ingin terpejam meski rasa kantuk yang aku rasa sudah tak tertahankan lagi. Entah kekacauan apa yang kubuat di dalam kamar ini, seharusnya disamping tempat tidur ini di atas meja kecil itu masih terletak beberapa figura dan lampu tidur, tapi tidak lagi sekarang. Pecahan kaca dari figura berserakan dimana-mana, kaki kursi yang biasa kugunakan untuk duduk di depan meja belajarku entah terbagi menjadi berapa bagian. Kini aku hanya bisa menatap keadaan kamarku yangsudah seperti kapal pecah hasil prakaryaku.
Otakku pun tak henti-henti berfikir tentang apa yang terjadi enam jam lalu. Saat aku kembali menyalakan handphoneku yang kehabisan baterai dan mendapati satu pesan teks masuk ke inboxku.
From: Aruna
Today 02.14.45pm
Aku berangkat Ren, kamu tak perlu mengantarku karna seperti yang aku bilang sebelumnya, aku tak akan kembali Ren.
Aku tahu Aruna akan pergi, hanya aku tak menyangka secepat ini dia akan meninggalkanku. Hatiku kacau, lebih kacau dari keadaan kamarku.
Apa yang terjadi dengan hatiku
Kumasih disini menunggu pagi
Seakan letih tak menggangguku
Kumasih terjaga menunggu pagi
Menunggu Pagi-Peterpan
ditulis @reerauda dalam http://reerauda.tumblr.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment