Sunday, September 16, 2012

Aku Berhasil?

Pukul 12:24 siang, kulihat waktu di ponselku. Sial, aku terlambat bangun.

Meski ini hari Minggu, bangun sesiang ini tetap saja keterlaluan.

Kutatap layar ponselku, ada sepuluh pesan belum terbaca. Apa-apaan ini, seruku dalam hati setelah membaca satu-persatu pesannya.

Aku terdiam, seperti perlahan sedang terkena kutukan menjadi batu. Tidak, aku bukan anak durhaka. Kucoba menyadarkan diriku sendiri.

Aku lantas berusaha mencerna apa yang sudah kulakukan semalam. Rasanya aku tidak melakukan hal-hal parah seperti dalam kedua film Hangover. Kulihat kamarku baik-baik saja. Buku-buku yang berserakan di lantai, laptopku, tidak ada yang aneh di sana.

Yang aku ingat, semalam aku meminum dua butir obat pusing, ketika akhirnya aku menyerah untuk mengistirahatkan tubuhku dan terutama pikiranku. Ya, itu dia, apa yang telah terjadi di pikiranku semalaman, apa yang sudah kulakukan, mengapa ada sepuluh pesan dari sepuluh orang yang berbeda di ponselku, dan mengapa aku tidak mengingatnya. Kucoba mencari pesan-pesan sebelumnya yang kukirimkan kepada mereka, mungkin ada petunjuk di sana. Sayangnya, satupun tidak kutemukan. Ponselku tidak terlalu pintar seperti namanya, dia lebih sering menunjukkan jam berputar-putar dan meminta di-restart ulang.

Kucoba mengirimkan pesan kepada seseorang, kutulis untuknya:

ini ada apa? aku lupa, aku memintamu apa?

Pesanku sampai, namun tak kunjung terbalas.

Kualihkan pandanganku pada laptopku yang tergeletak di lantai. Segera kuraihnya, laptopku masih menyala, rupanya aku lupa mematikannya. Tak ada yang aneh di laptopku, hanya pemutar lagu yang tampak di layar. Ada satu lagu yang terdapat di daftar putarnya. Aku tak tahu apa judulnya, karena yang tertampil berupa angka-angka tak jelas. Ah, makanya jangan kebanyakan download lagu gratis, namanya jadi aneh seperti itu gerutuku. Kucoba mendengarkan lagu itu.

Bunyi petikan gitar dan bass yang khas mengawali lagu tersebut.

Aku kenal musiknya, seperti memburuku untuk melakukan sesuatu. Namun aku masih belum dapat mengingatnya. Kucoba untuk mendengarkannya terus, sambil sesekali berharap ada pesan yang masuk dan bisa kujadikan petunjuk.

All the tension in the world today
All the little girls fillin up the world today
When the good comes to bad the bad comes to good
But I’m a live my life like I should



O, sial, makiku dalam hati. Aku ingat sekarang, setengah lagu itu membawa kembali ingatan tentang apa yang kupikirkan dan kulakukan semalam. Sebuah rencana, besar, bagiku. Sebuah misi. Dan kulihat waktu sudah menunjukkan pukul satu lewat tujuh belas menit. Yang artinya, aku harus segera mengerjakan rencanaku ini. Karena aku hanya punya waktu sampai pukul setengah tiga, aku ada jadwal mengajar pukul tiga sampai lima. Tak mungkin aku membatalkannya. Rencanaku harus selesai sebelum jam enam. Yang berarti aku hanya memiliki waktu sekitar ya sedikit itulah, menghitungnya akan lebih menghabiskan waktuku.

Segera kuambil ponselku, kucoba membaca ulang perlahan sepuluh pesan itu.

Pesan pertama: ~ Oke, aku setuju, tapi buatkan aku sebuah puisi, satu bait saja, apa saja. :) ~

Pesan kedua isinya seperti ini: ~ Kamu mau ngapain sih? Nyusahin aja, kan kamu sendiri bisa melakukannya. ~

Pesan ketiga: ~ Katanya kamu sudah mau melupakannya, yakin mau melakukan ini? Yakin mau membuka luka lamamu? ~

Pesan keempat: ~ Okesip, kasih tahu aku apa yang harus kulakukan untuk membantumu ya. ~

Pesan kelima: ~ Ini maksudnya apa? Terus bagaimana nanti dia bisa tahu kalau itu darimu? ~

Pesan keenam: ~ Apa yang harus kutulis nanti? ~

Pesan ketujuh: ~ Siap, barter dengan traktiran, maka aku akan melakukannya untukmu. ~

Pesan kedelapan: ~ Aku mau juga dibuatkan puisi, kalau ingin melakukan hal yang besar, kamu harus mau mengorbankan semua yang kamu bisa dan punya.~

Pesan kesembilan: ~ Aku mau membantumu, tapi nanti kalau sesudah ini ada apa-apa, jangan menyesalinya dan aku tak akan menolongmu lagi. ~

Pesan kesepuluh: ~ Sepertinya seru, apa ini bisa berhasil ya, kalau berhasil, kamu ceritakan padaku ya. ~

Baiklah, sepertinya hampir semuanya setuju, meski aku tahu beberapa masih ragu karena ingin melindungiku untuk tak lagi membodohi diri sendiri dan terluka.

Dua puisi, dan traktiran, sisanya hanya meminta penjelasan mengapa aku melakukan ini, mewujudkan sebuah rencana yang tadi malam menyeruak di pikiranku. Rencana yang sedikit absurd.

Dan lagu itu masih saja diputar, nampaknya semalam memang diatur untuk repeat one. Cocok untuk mengiringi apa yang sedang kulakukan siang ini.

Baiklah, kubalas dulu kesepuluh pesan itu, aku diburu waktu.

Ini balasanku untuk pesan pertama,

~ Puisi? Oke, ini..

yang Tuhan berikan padamu, segala keindahan yang oleh semua penglihatanpun tak akan tampak.

sebab dia ada di air matamu, di kuat bahumu, di langkahmu, dan di lapang hatimu.

maka yang mampu melihatmu dengan hatinya, tak akan menyiakan dirimu sebagai anugerah.

karena Tuhan, memercayakanmu menjalani kisah istimewa, yang menjadikanmu luar biasa. ~


Kukirimkan satu tulisanku yang lama kusimpan, aku tak pernah berani menyebutnya puisi, aku bukan seorang penyair.

Kukirim balasan yang sama untuk pesan kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, kesembilan dan kesepuluh,

~ Oke, terima kasih sudah mau membantuku, nanti aku jelaskan yang sebenarnya sesudah ini, dan ya aku tidak akan menyesalinya. :) ~

Ini balasanku untuk pesan ketujuh,

~ Sip, traktiran ya, kalau misiku berhasil. ~

Dan ini untuk pesan kedelapan,

~ adakah puisi yang pernah kamu baca lebih indah dari dirimu? biar kusyairkan sajak dirimu,

tak ada yang lebih kuat dari hatimu, menempa semua masalahmu
tak ada yang lebih tabah dari hatimu, menanggung deritamu
tak ada yang paling sempurna bagi setia hatimu selain kebahagiaan

baris-baris puisi dirimu adalah yang terindah.
sebab tuhan memilihmu, hanya kamu yang paling sanggup menuliskan puisi hidupmu sendiri.

kamu, seluruhmu adalah puisi, satu yang teristimewa. dan aku, bersyukur pernah singgah memberi makna di dalamnya. ~


Sekarang, aku harus memikirkan kembali rencanaku. Apa yang membuatku berpikir untuk meminta tolong kepada sepuluh orang berbeda melakukan sesuatu untukku, demi kupersembahkan kepada seseorang.

***

Pukul 17:23. Aku hanya memiliki sedikit waktu.

Sambil dipacu adrenalin dan masih lagu yang sama, kukirimkan pesan satu persatu kepada mereka, berbeda. Menanti jawaban apakah sudah melakukannya.

Aku meminta mereka mentweetkan satu tweet pada masing-masing akun twitternya.

Sepuluh lirik lagu yang berbeda, lirik lagu yang menggambarkan semua yang telah terjadi antara aku dan dia. Mengapa bukan aku sendiri? Aku sudah tidak punya lagi akun twitter, kututup sejak peristiwa terakhirku dengannya. Dengan dia.

Dia. Dia yang sedang berusaha kulupakan, yang mengecewakanku berkali-kali. Lantas, mengapa aku melakukan ini untuknya?

Mungkin bagi yang lain ini konyol, tapi untukku ini sebagai pengingatku. Bagaimanapun, aku dan dia pernah bahagia, Dia pernah ada di terpurukku dan aku pernah menemaninya saat dia merapuh. Aku hanya tak ingin jadi membencinya. Andai saja bisa, aku memilih untuk melupakan seluruhnya, Tapi aku tak bisa secepat itu. Bagaimana bisa melupakan bahagia?

Absurd ya? Iya, akupun tak tahu. Mungkin aku masih menyimpan rasa yang sangat besar untuknya, yang tak mampu diruntuhkan oleh luka dan kecewa yang berulang. Tapi demi kebaikanku dan juga dia, kucukupkan saja semua ceritaku dan dirinya. Aku dan dia hanya sesuatu yang sudah.

Does anybody really know the secret
Or the combination for this life and where they keep it
Its kinda sad when you don’t know the meaning
But everything happens for a reason

‘Cause life is a lesson you’ll learn it when your through

Ya, ini misiku, di antara keterbatasan waktu, di antara pikiran yang berantakan, aku hanya bisa menuliskan ini.

Mission Impossible!

Kalau aku berhasil memposting tulisan ini sebelum pukul enam sore, berarti misiku selesai. Kalau kamu, yang membaca tulisan ini, menemukan kesepuluh tweet teman-temanku atas namaku, misi ini berhasil. Kalau dia, menyadarinya, misi ini sempurna.

Dan aku akan meneruskan perjalananku sendiri. Misi-misi selanjutnya.


*) Diinspirasi dari lagu Take a Look Around – Limp Bizkit

Ditulis oleh @_kamomil spesial untuk @inairhafair dalam http://patetis.tumblr.com

No comments:

Post a Comment