Tuesday, September 4, 2012
Aku Ingin Pulang
Entah sudah berapa lama aku berkelana. Mencari sesuatu yang kalian sebut cinta. Yang aku sebut peredam luka. Aku tinggalkan Ayah, Ibu, Adik dan Kakak. Hanya demi sebuah kepastian yang aku sendiri tak tahu pastinya seperti apa.
Aku berbekal hati. Hati yang baru saja diperbaiki setelah seseorang menghantamkan sesuatu yang amat sangat keras. Kerasnya melebihi batu besi. Padahal dia tahu hatiku rapuhnya melebihi bulu-bulu angsa yang terbang begitu saja. Padahal dia sadar butuh waktu cukup lama untuk memperbaiki hati yang pecah berkeping-keping.
Aku berjalan terus. Mengikuti apa maunya kaki. Terkadang aku bertengkar dengan diriku sendiri. Apakah harus ke barat atau timur? Apakah ke kiri akan lebih baik daripada ke kanan? Aku cari kompas. Tentu saja nihil. Mengapa aku menjadi sebodoh ini? Aku yang pergi, aku yang bingung bagaimana harus kembali. Wahai Tuhan, di mana rumahku yang sebenarnya? Apakah benar bahwa cinta adalah sebaik-baik rumah bagi para fakir asmara?
Selama perjalanan aku temui banyak orang. Mereka menarik. Melebihi kata unik. Mereka ramah dan selalu memperbincangkan hal yang renyah. Bahkan aku tak perlu makanan ringan untuk berdialog panjang dengan mereka.
Aku lanjutkan perjalanan. Terus. Terus saja berjalan. Sampai aku lelah. Dan tak tahu apakah harus mengalah saja. Tanah ini begitu jahat untuk kupijaki sendiri. Sudahlah Tuhan. Pulangkan aku ke rumah. Sekarang, Tuhan. Biar saja pencarianku jadi rahasia. Tapi perjalananku tak akan jadi sia-sia.
*)Michael Buble – Home
Ditulis oleh @ulfaground dalam http://ulfarizkiana.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment