Wednesday, September 19, 2012

Cinta Monyet


Menunggu itu menyebalkan, saudara-saudari!

Entah sudah berapa lama aku duduk di sini. Menunggu makan siangku yang tak kunjung datang. Tahukah kalian betapa mengerikannya nafsu makan para remaja tanggung sepertiku? ABG yang bak mesin pengunyah tak kenal henti. Dan sekarang masih harus menunggu?

Sudah hilir mudik. Sudah menggaruk kepala yang jelas-jelas tak gatal. Sudah bertopang dagu sambil melihat sekeliling. Apalagi yang harus kulakukan? Hingga tiba-tiba ada sosok yang duduk diseberangku.

Astaga! Itu siapa? Tampan sekali!

Zip!

Seketika rasa laparku lenyap entah kemana. Tapi…sebentar. Masih ada getaran di rongga perutku. Bukan! Bukan para penghuni yang menuntut di beri makan. Tapi seperti kupu-kupu yang beterbangan didalamnya. Beda. Geli. Menyenangkan sekaligus mendebarkan.

Tapi kenapa bisa jadi begini? Atau gara-gara sosok tampan di seberang sana? Ah, mana mungkin! Hanya gara-gara dia aku jadi begini? Mustahil! Tapi, ini terjadi sejak dia muncul dihadapanku.

Aaaaarrgh! Aku harus bagaimana?

Makan siangku datang juga. Tapi nafsu makan sudah angkat kaki sejak tadi. Sepertinya dia di seberang sana masih menunggu. Apa yang harus aku lakukan? Makan, sudah tak ingin. Atau…kutawarkan saja padanya? Hitung-hitung aku bisa tahu siapa namanya. Tak ada salahnya, kan?

Perlahan, aku beringsut mendekatinya. Sepertinya, dia menyadari kehadiranku. Berusaha memasang senyum termanis yang aku punya. Dan dia juga melakukan hal yang sama.

Aduh, tampannya!

Aku tak boleh gagal! Aku harus tenang!

Harus!

Aku ulurkan tangan padanya. Dia menyambut dengan hangat. Makan siangku sudah berpindah tangan.

Pisang berkulit kuning nan ranum.


*) Diinspirasi dari lagu Geregetan - Sherina Munaf

Ditulis oleh @WahyuSN dalam http://wahyusiswaningrum.wordpress.com

No comments:

Post a Comment