Monday, September 3, 2012
Cinta Sendiri
Entah sudah berapa lama aku menemukan kau di ruang hatiku. Hingga aku tak menyadarinya bahwa sesuatu yang kusebut hati sudah tersentuh olehmu. Tersentuh dengan tatapan yang begitu sederhana milikmu. Tersentuh.. ya, sekadar sentuhan yang begitu lembut, dan kutahu itu sulit untuk kau ambil, kau simpan di ruang hatimu karena kau hanya menyentuhnya, menyentuh hatiku. Aku menyukaimu sejak entah, hingga entah. Aku tak tahu. Aku biarkan semua mengalir seperti peluhku di siang ini.
Aku sekadar pengagummu, penyukamu dalam diam. Cinta sendiri.
Hari-hari kulalui dengan keheningan hatiku kepadamu. Masih kepadamu-lah, pertanyaan demi pertanyaan sering meronta di ruang hatiku mencari jawaban, jawaban yang mungkin tak pernah ku temui “adakah aku singgah di hati kecilmu? Adakah sedikit tentang aku yang kau tahu dan ingin kau tahu? Akahkan kelak entah kapan, aku akan singgah di hatimu, di harimu. Salahkah aku, bila kau yang kupilih kau untuk mengisi hatiku bukan hariku?”
“adakah ku singgah di hatimu
mungkinkah kau rindukan adaku
adakah ku sedikit di hatimu?
bilakah ku mengganggu harimu
mungkinkah tak inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu?”
Mungkin, hanya aku yang merasakan kita yang tak akan pernah tercipta. Tak akan ada kita diantara aku dan kau. Mengertilah, kau. Bahwa ada aku yang menyukamu dalam diam. Dengarkan keheninganku. Lihat aku bukan sebagai bayangan fatamorgana yang samar diantara bara api.
Berilah jalan untukku untuk aku melangkah ke hatimu, beri aku cahaya agar aku tak meraba menuju hatimu. Berliah aku suara agar aku tak menyukamu dalam diam. Dalam keheningan. Temani aku untuk tidak cinta sendiri sendiri lagi.
“bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumuliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada di hatiku
kau yang ada di hatiku”
Inspirasi: Untitled-Maliq and D’essential
Bogor, 02 September 2012
ditulis @tikarlina dalam http://tikakarlina.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment