Thursday, September 20, 2012

I Wish

Sinar putih, dan sedetik kemudian aku terduduk disana, merintih. apa yang barusan terjadi? Ada apa? Kenapa orang-orang mengerubungiku? Kenapa ibu itu menjerit? Pergi, semua pergi. Biarkan aku sendiri. Jengah rasanya.

Perih, kutengok siku. darah menetes, dan aku meringis ngilu. Ah, ada-ada saja. Besok hariku, kenapa selalu begitu? Tiap kali, ada saja masalah yang menghampiri. Tersungut-sungut, aku mencoba berdiri. Tidak bisa. kenapa? Ada apa lagi ini?

"Bawa ke pinggir dulu"

Ibu yang menjerit tadi, masih saja berisik. Panik. Seakan-akan langit runtuh lima detik lagi. Ingin rasanya kuusir mereka semua. memangnya aku ini apa? Pertunjukan dadakan di tengah jalan? Tidak gratis, sayang. Lagipula, pertunjukanku besok. Tak perlu menggendongku, aku bisa... OUCH. Kenapa sakit sekali?

"Inalillahi, patah. Masya Allah! mas, tolong dong"

Apa? Apa yang patah? Tolong jelaskan, apa yang terjadi? Aku masih tidak mengerti. Aku hanya ingin pulang dan tidur dengan tenang. Lelah, gelisah, takut salah. Tarianku belum sempurna. Padahal, ini tarian selebrasi. Tentang kelulusan. Tentang kesukacitaan. Seharusnya, penghayatan ini mudah dikuasai. Kenapa demam panggung bodoh ini hobi sekali menghantui?

Tiba-tiba, nyeri menjalar, mengikuti tatapanku yang nanar. Bohong. Ini pasti bohong. Mataku penipu. aku pasti hanya manja saja kan? Mengeluh seperti biasa saja kan? Ya kan? Ya kan?

"Mas, besok saya pentas, saya mau pulang"

Namun, mobil itu tetap melaju berlawanan arah. Cih, kenapa orang asing di depan setir kemudi itu keras kepala sekali? Sama keras kepalanya dengan mimpi buruk ini. Kenapa sang bunga tidur betah sekali bermain-main dalam imajinasi?

Lalu aku terbangun, dengan cairan infus yang mengalir melalui nadi dan perban yang melilit kaki kiri.

"Wish I could be, part of that world"

ditulis @fidellanandhita dalam http://fidellanandhita.blogspot.com | Part Of Your World

No comments:

Post a Comment