Monday, September 3, 2012
Nike
Sebenarnya ini cerita tentang kemarin, tanggal 1 September. Tanggal tersebut istimewa. Hari yg selalu kutandai di kalenderku. Karena hari ini adalah hari ulang tahun nenekku. Nenekku tidak kupanggil nenek, atau eyang, atau oma, atau mbah, atau panggilan lain yang menggambarkan ia seorang nenek. Aku memanggilnya Nike. Kenapa Nike? Nike adalah kepanjangan dari Nini- Ike. Nini dalam bahasa Sunda berarti nenek. Ike adalah nama panggilannya sejak kecil. Tapi selain itu, mungkin nama panggilan Nike merupakan nama ‘samaran’ agar tidak terlalu ‘nenek-nenek’ yang pasti akan langsung mengingatkan orang pada kata ‘tua’. Karena memang benar, jiwanya selalu muda, dan wajahnya terlihat lebih muda dari usianya.
Ketika aku kecil, ayah dan ibuku bekerja. Jadi setiap hari aku dititipkan ke rumah nenek dan kakekku. Rumahnya memang tidak terlalu jauh. Hanya 15 menit dengan mobil. Setiap pagi aku diantar ke rumah Nike dan aku menghabiskan seharian waktuku di rumahnya.
Nike tidak pernah marah, bahkan tidak sekalipun aku pernah mendengarkan meninggikan intonasi suara. Jika aku harus ditegur, maka ia akan menegurku dengan senyum dan kata-katanya yang lembut. Tapi justru senyum dan kata-katanya yang lembutlah yang membuat aku malu dan tidak mau mengulangi kesalahanku lagi.
Sewaktu aku belum bersekolah, ibuku akan mengantarku yang masih tertidur ke rumah Nike dan menggendongku ke kamarnya. Dan kemudian aku akan terbangun di kamar Nike. Seringkali kakekku–yang kupanggil Kiki– menyalakan radio di pagi hari, radio lagu-lagu lawas tentunya, dan ikut bernyanyi atau bersenandung. Kemudian aku akan membuka mataku diiringi lagu-lagu lawasnya. Walaupun bukan seniman, tetapi sepertinya darah seni mengalir deras di nadi mereka. Suara mereka indah dan lembut.. Mungkin ini yang membuat aku hingga sekarang menyukai lagu-kuno. Lagu-lagu vintage lebih mudah diterima oleh telingaku dibanding lagu yang up to date.
Suatu hari ketika dalam perjalanan keluar kota, di mobil aku memutar lagu Westlife dari album Allow Us To Be Frank. Lagu yang terputar saat itu adalah Fly Me To The Moon. Mendengarnya, Nike ikut bersenandung. Suaranya lembut dan indah. Vibranya yang halus sangat menyejukkan. Kami lalu menyanyikan lagu itu bersama-sama..
Well, she’s flying right now. Not to the moon, but to heaven.. Sudah beberapa tahun sejak kepergiannya, tapi setiap memikirkannya, mata ini masih selalu menggenang. Semoga ia di tempat yang lebih baik sekarang.
Selamat ulang tahun, Nike..
ditulis @nayacitta dalam http://nayacitta.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment