“Di dalam hati ini hanya satu nama yg ada di tulus hati kuingini.
Kesetiaan yang indah takkan tertandingi. Hanyalah dirimu satu,peri cintaku”
Suara merdu Marcell Siahaan menemani sabtu malam ke lima ku tanpa dirimu. Lagu peri cintaku mengalun lembut menghiasi ruangan berukuran 3x3 tempatku berada. Lirik,melody dan suara Marcell, menciptakan kombinasi sempurna sebagai karya cipta yang terlahir dari musikalitas tingkat tinggi. Sangat pas dengan keadaanku saat ini. Begitu kompleks. Begitu banyak permasalahan yg ada. It’s too complicated,demikian aku menyebutnya.
Di malam ini, terlintas bayangan lelaki yg selama 5tahun terakhir mengisi hari-hariku. Lelaki yang menjelma menjadi seorang peri cinta bagiku. Sosoknya begitu kuat tertanam di memori jangka pendek serta jangka panjang muncul begitu saja di benakku tanpa permisi. “Sedang apa kamu,sayang?”,batinku dalam hati.
Malam ini, malam minggu kelima tanpa kamu disisiku.
Tak ada canda tawa kita saat di bercengkrama di atas motor. Tak ada debat saat kita akan menentukan tujuan. Tak ada lenganku yang merangkul pundak kirimu dan melingkar erat di pinggangmu. Begitulah caraku memelukmu.
Kamu tahu,sayang?Dibalik rasa cuek yang aku perlihatkan belakangan ini, Aku sedang dilanda kerinduan yang begitu dalam akan kehadiranmu di sini, disisiku.
Jauh.. Jauh di dalam hati dan pikiranku, bukan sekedar kerinduan yang sedang mengganggu. Ada satu rasa. Satu hasrat yang terpendam. Rasa dan hasrat yang begitu menggelitik pikiranku. Kamu tahu sayang? Aku takut kehilangan dirimu. Inginku tuk terus bersamamu begitu besar. Satu pertanyaan pun muncul di tengah pergulatan emosi yang kian menderaku “Apa kita bisa?” . Perbedaan aku,kamu… Seakan menjadi jurang pemisah yang begitu dalam bagi bersatunya kepingan puzzle cinta kita. Akankah bisa menjadi utuh?
Keadaan ini membuatku kembali ke pemikiran egois dan subjektifku.
“Bukankah Tuhan itu satu? Lalu mengapa harus disembah dengan berbagai cara?”
Tak berhenti disitu….Aku pun terus bertanya.
“Untuk apa ada cinta? Jika tidak pernah dapat bersatu?”
Aku tidak akan mencari jawaban atas pertanyaan yang telah ku buat tersebut. Bukan karena aku malas atau tidak peduli. Aku hanya terlalu takut untuk mengetahui jawaban yang mungkin melesat 180derajat dari ekspektasi yang telah aku buat. Biarlah waktu yang menjawab semua tanyaku. Semua rasa dan hasrat yang selama ini menghantuiku.
Malam ini…
Di malam minggu kelima tanpamu.
Aku ingin bernyanyi untukmu,peri cintaku.
“Aku untuk kamu. Kamu untuk aku. Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda? Tuhan memang satu. Kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi? Bukankah cinta anugrah? Berikan aku kesempatan untuk menjaganya.
..ditujukan untuk @yustisiaaditya
ditulis oleh @kakaa_ami dalam http://bisikkanbintang.tumblr.com
No comments:
Post a Comment