Monday, September 3, 2012

Open Your Eyes!

Open your eyes..

Kata-kata pembuka film Vanilla Sky yang kujadikan alarm itu membangunkanku. Lima hari sejak kejadian itu, baru semalam aku bisa tidur. Itupun dengan bantuan Xanax. Seharusnya hari ini aku masuk kerja setelah empat hari membolos, tapi aku masih enggan ke kantor, setidaknya sampai kuselesaikan masalahku dengan Veby.

Aku sayang Veby, gadis yang sudah kupacari lebih dari dua tahun. I love everything on her. Her smile, her hair, her smooth skin. Namun dia juga bukan gadis sempurna. Masih suka mengambek, rapuh, juga tidak teliti. But hey, justru ketidaksempurnaan itu yang membuat dia cantik. She’s a human, after all. And humans are not supposed to be perfect. Hubungan kami berjalan cukup lancar selama ini. Kami sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. We loved each other.

Tapi semua berubah sejak dua minggu yang lalu. Mungkin dia stress karena beberapa kali lamaran kerjanya ditolak sedangkan orangtuanya selalu bertanya tentang pekerjaan. Dia jadi uring-uringan dan sering membentakku tanpa alasan. Aku mencoba menenangkannya tapi sepertinya sia-sia.. Hingga lima hari yang lalu, Ketika itu pikiranku sangat kusut dan aku berada di rumah Felix, temanku yang juga kenalan Veby. Felix menawariku minuman keras yang segera kusambut antusias.. Beberapa jam kemudian, aku dan Felix mabuk berat, lalu aku pindah ke kamarnya untuk tidur. Tak disangka, adik perempuan Felix berada di sana, juga dalam keadaan mabuk. Tubuhnya yang seksi dan bibirnya yang sensual menggoda imanku. Kamipun bergumul dengan hebat. Tiba-tiba, pintu kamar dibuka and there she is. Veby was watching me having sex with another girl. She was shocked, lalu berlari keluar rumah. Aku yang masih setengah sadar berusaha memakai celana dan mengejar Vebydengan sempoyongan. Namun sayang, dia lebih dulu pergi.

Dan hari ini aku kembali berada di rumah Felix karena dia sahabatku satu-satunya.

“Lupakan Veby! Kau sudah melakukan yang terbaik untuk membuat dia kembali, tapi dia memilih untuk meninggalkanmu after all”, ujar Felix sambil lagi-lagi menuangkanku minuman keras.

“You know i can’t! Andai malam itu aku tak menuruti nafsuku..”. aku menenggak habis minuman keras dalam gelas, dan kurasakan tubuhku mulai panas.

“So, what’s your plan?”

“Nanti malam aku akan bertemu dengan Veby, semalam dia sudah kutelepon dan setuju bertemu denganku. Aku akan membuat dia kembali, Fel!” jawabku semangat.

“Armand, you’re drunk!”

            “Yes i am! And I’m gonna make her come back to me!”

            “No! There’s nothing you can do. Let her go!”

            “Hey, what’s wrong with you? Atau sekarang saja aku telepon dia, Biar kamu juga dengar jawaban langsung dari dia”

“Man, she’s dead! Dia meninggal tertabrak mobil saat berlari dari rumah ini, setelah melihat kamu dan adikku di kamar. Remember? Peristiwa tabrak lari itu?” ujarnya sambil mencoba memelukku.

“You’re crazy! Dia masih hidup! Veby masih hidup!”

“She’s dead, Armand!. Veby is dead. Open your eyes!”

Aku berteriak sejadinya. Dan menangis. Sampai pingsan.

“And I know that I'm drunk but I’ll say the words
And she'll listen this time even though they’re slurred
Dialed her number and confessed to her
I'm still in love but all I heard
Was nothing”

                            Nothing – The Script


ditulis @ry4nn_ dalam http://bacafiksi.wordpress.com

No comments:

Post a Comment