Tuesday, September 18, 2012
Pesanmu di Januari
Assalamu'alaikum Ranggi Raditya, A.Md,
tak lagi aku tanyakan tentang kabar. sudah ada kok di pesan privasi kita beberapa minggu lalu.
sudah lama aku tak menuliskan namamu atau merelasikan denganmu. kamu semacam inspirasi pada waktu itu.
sebutlah ini rindu jika memang begitu. aku tak bermaksud membungkam ataupun menyalahi siapapun.
sedikit rekonstruksi masa lalu akan sedikit ku usik, untuk hari ini.
"halo. ini Sondra ya? ini Ranggi, temen TPA. masih inget ga?" ~inilah pesan pertamamu pada ponselku, benarkan?
lucu ya. dulu kita adalah teman ngaji dan rumah kita tak begitu jauh, cuma berjarak blok, tapi kita tak pernah bersua sebelum ada pesan itu.
sejatinya, aku cukup dengar namamu dan aku kira kamu pun begitu.
pesan pertama yang membawa 'kita' pada pesan-pesan yang selanjutnya hingga nyaman tertera begitu saja dalam ronanya.
sekarang. aku ingin sejenak mengajakmu mengingat tentang sabtu senja itu. pukul 7 malam.
dengan motor hitam-mu, kemeja dan celana panjang. kesan pertama yang cukup rapi menurutku untuk pertemuan pertama kita secara resmi.
lalu, kita berhadapan, menatap dengan jarang dan malu sungguh masih terlihat.
duduk berdua. makan malam bersama. singkat. lalu pulang. membuatku cukup terkesan.
setelah itu, seakan semesta mendukung pertemuan-pertemuan yang disengaja maupun tidak. sampai juga pada januari itu.
januari tahun itu. 19 januari 2008. pukul 8 malam menuju 9 malam. di restoran fastfood.
aku tak begitu berniat untuk makan kali itu. hanya segelas susu dan kamu memesan french fries dan segelas air.
lalu, kita kembali diam. aku hanya menikmati minumanku dan tak begitu memerhatikan apa yang kamu lakukan. ku pikir sibuk makan.
tiba-tiba, kamu memulai pembicaraan dan kamu memberikan aku sedikit kejutan. tidak, tidak sedikit, sepenuhnya kejutan.
ternyata kamu sibuk membuat kata "I LOVE YOU" yang dibentuk dari french fries dengan tomato ketchup yang dibentuk hati sebagai backgroundnya pada piring yang ada di hadapanku. tersipu malu sungguh jelas pada rona wajahku. sekeliling kita pun sedikit tersenyum pada apa yang dilakukan olehmu.
"lo mau gak jadi cewe gue?"-tanyamu.
"seriusan ah. gue gamau jawab sekarang"
"sekarang lah."
.....ada hening. sekitar 20 menit.
"iya mau. pulang yuk. udah malem" sambil bergegas meninggalkan kamu. aku cukup malu. ada bahagia yang tak bisa aku sembunyikan.
seperti ada bara yang baru aku sulut apinya.
bulan pertama.
tentang ulang tahunmu yang ke-17. aku harap kamu masih menyimpan dompet yang aku berikan, walaupun ketidakhardiranku meniadakan kurangnya bahagiamu.
tak lupa tentang kedatanganmu di malam itu kan? aku suka kejutan kecil itu.
bulan kedua. ketiga. keempat. bahagia.
tentang ulang tahunku yang ke-16. ingatkah?
sejumlah hadiah yang kamu berikan dan serangkai kata serta foto masa kecilmu. aku masih menyimpannya. semuanya.
bulan kelima. keenam.
pudar itu mulai tercipta diantara senyum yang kita lingkupi. ada rindu yang aku pinta, namun ada ego yang mematahkan.
dahulu kita memang sepasang belia yang dipenuhi cinta, digeluti asmara dan dibalut luka.
ada yang tak sanggup menutupnya dan terus menyembuhkannya. dibiarkan begitu saja. melekang hingga pada waktunya akan lekang.
hampir tak terlupakan.
aku (masih) hampir ingat semuanya. terlalu lucu dan konyol sebenarnya. kalau kamu tau, aku terlalu suka sikap dinginmu dan setiap kejutanmu.
bahagianya sampai ujung renta.
kita berlalu.
pada masa yang saling mengindahkan dan menyingkirkan ke-kita-an. terlarut dalam mimpi yang tak sejalan.
tahun pun ikut menua. tapi, masih saja kita saling menghadiahkan. ingat kan?
aku masih suka memakai jaket dan sweater pemberianmu. sangat melindungiku.
tak lupa juga dengan tas itu. terkadang, aku masih menggantungkannya di pundakku.
aku harap kamu masih menyimpan birthday certificate, kemeja, kumpulan foto dan dompet itu.
kalaupun tidak, yasudah, aku pun mengikhlaskannya.
bersalah atau tidak,
mengenang pesan terakhirmu di senja itu, sekitar jam 8.
cukup singkat
"1 thing 2 say those 3 words, i love you"
setelah itu, kamu hilang. dan memaksa untuk pergi dari yang ada. aku mengerti.
sekarang kita beranjak ke usia yang tak lagi kita sebut waktunya kita "berdua",
kita berjarak. namun tidaklah begitu teringat sebanyak dulu bukan?
maksudku sejumlah sekitar 4 tahun ke belakang, dimana aku menyebutkan kamu sebagai obsesi pada yang pertama.
selalu pertama.
namun,itu dahulu.
sekarang aku lebih mengerti tentang posisi kita semestinya, seakan semesta memahaminya.
*) Diinspirasi dari lagu 1 2 3 4 - Plain White T's
Ditulis @sondrarosalina untuk (@ranggira) dalam http://supermansupermanku.blogspot.com
Labels:
Hari #17,
Plain White T's
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment