Monday, September 3, 2012

Saya dan Ego


Teriakan. Caci maki. Tangis. Pertengakaran. Perpisahan. Terjadi di bulan ke-9. Bulan September.

Tanggal 13, muncullah seseorang yang tidak nyata bernama Ego.
Ego selalu menguasai diri ketika diri ini tidak mampu lagi untuk menahan diri dari lima hal.
Semua orang berhak untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya, termasuk Ego. Tapi Ego selalu melakukan hal yang berisiko, entah tangis atau tawa yang akan didapatnya, Ego tetap melakukannya.

Ego ini gila. Sangat gila. Membuat seseorang yang lain yang disebut "Saya" tersiksa. Saya selalu mengalah jika Ego sudah berkata yang macam-macam. Melakukan hal diluar batas normal akal sehat manusia biasa dan menghancurkan hati Saya padahal Saya dan Ego berasal dari akal dan hati yang sama. Tapi Saya selalu kalah dengan Ego.

Ego tidak mau mendengar apa yang Saya bilang. Bagaikan perang dalam satu jiwa, Ego mampu membuat akal Saya tidak sehat lagi.

Saya tahu, Ego sebenarnya sayang pada Saya. Saya selalu mencoba menekan Ego setiap kali dia ingin berada di posisi yang tinggi, kadang Saya mampu, kadang juga Saya tidak mampu.

Ego akan terkurung rapat di dalam jika Saya mendapatkan apa yang Saya butuh. Seperti canda dan tawa dengan teman-teman, orang yang Saya butuhkan dan tentunya segelas cangkir kopi. Ego tidak bisa berbuat apapun ketika Saya benar-benar bahagia dengan dunia. Saya menciptakan kebahagiaan Saya sendiri, sedangkan Ego menciptakan keegoisannya sendiri.

Saya dan Ego sama-sama lelah jika berargumen tanpa henti. Saya tahu betul, orang itu tidak akan kembali ke pelukan dan memberi kebahagiaan yang sudah sepatutnya Saya dapatkan, tapi Ego memaksa Saya untuk melawan kata hati Saya.

Saya ingin Ego pergi, tapi ada kalanya juga Saya butuh Ego. Juli pernah menguruh Ego dalam-dalam, tapi usaha Saya dengan Juli tanpa sadar sia-sia, Ego cemburu dan dia berhasil memisahkan Saya dengan Juli.

Semoga kamu puas, Ego.

I wonder if I could stay for a while, you see
Its been a while since I felt this way
But, we both now time is closing in
Till I’ll be gone
You’ll be too


ditulis @nurinuriii dalam http://insidemonochrome.blogspot.com

No comments:

Post a Comment