Aku benci mengakui bahwa mencintaimu adalah salah, tapi seperti menyalahkan awan akan turunnya hujan aku tahu kalau itu sama tak bergunanya.
Aku benci mengakui bahwa kenyataannya kau sudah menjadi miliknya, tapi aku tak peduli karena hatiku dengan penuh kesadaran telah jatuh kepadamu.
Tak kupikirkan lagi dosa saat aku masuk ke hidupmu, tak kupikirkan lagi karma yang mungkin akan datang menghancurkanku kelak.
Biar aku terus hidup dalam harapan untuk selalu bersamamu. Karena ini bukan salahku atau salahmu, keadaan yang mempertemukan kita berdua.
Keadaan di saat kita berdua lelah akan sikap yang kita terima dari pasangan kita masing-masing, keadaan di saat kita sama-sama membutuhkan kehangatan yang tak pernah kita dapatkan dari mereka.
Aku menyadari telah salah merebutmu dari kekasihmu, aku pun menyadari telah berdosa melukai perasaan kekasihku. Tapi ini soal perasaan, tak ada seorang pun yang akan mengerti selain aku dan kamu.
Aku yakin takdir yang mempertemukan kita, bukan untuk selamanya memang, tapi bukankah di dunia ini tak ada yang abadi?
Jadi mari kita berdua nikmati kesempatan ini, sebelum takdir pula yang akan mengembalikanmu kepada kekasihmu, dan aku pada kekasihku.
Karena tak ada yang lebih mengerti perasaan ini. Hanya aku, kamu, dan Tuhan yang tahu.
ditulis @RiztonRiston dalam http://ungubirumuda.wordpress.com
No comments:
Post a Comment